10 Tips & Adab Agar Doa Dikabulkan Allah Versi Imam Ghozali


PelangiBlog.Com – Doa adalah sebuah permintaan hamba kepada Tuhan, di mana doa merupakan suatu bukti perwujudan bahwa kita adalah hamba yang tiada daya yang selalu membutuhkan rohmat Tuhan, kapaun pun dan di mana pun kita berada.

Namun, ketika berdoa sendiri tentu ada beberapa adab dan tata krama yang perlu dilakukan karena doa merupakan hubungan vertikal spiritual antara makhluk kepada Sang Kholik. Selanjutnya, adab dan tata krama berdoa ini akan diringkas dalam posting 10 tips dan adab ketika berdoa agar dikabulkan Allah :

1. Memperkirakan Waktu Yang Mulia Ketika Berdoa
Mengapa harus bertepatan pada waktu-waktu yang mulia ? tentu saja waktu-waktu mulia ini memiliki keistimewaan dibanding waktu-waktu lainnya. Bukan hanya itu, waktu-waktu yang mulia adalah waktu pilihan yang sudah dipilih Allah sehingga waktu-waktu tersebut sudah dikenal sebagai waktu yang bisa mempercepat ijabah ketika berdoa.

Adapun waktu-waktu mulia seperti pada hari Arofah (9 Dzulhijjah) dalam hitungan tahun, bulan Romadlon dalam hitungan bulan, hari Jum’at dalam hitungan hari, dan sepertiga malam (di waktu sahur) dalam hitungan malam. Dan tentu saja banyak waktu-waktu mulia lainnya yang sudah diterangkan di dalam beberapa hadist dan dawuh para ulama’.

Hari Arofah merupakan hari berkumpulnya dan terfokusnya hammi (tujuan yang kuat), hari itu adalah hari di mana rohmat Allah tumpah, juga hari di mana bertemunya Nabi Adam as. dengan Ibu Hawa di Padang Arofah (di kota Mekkah) setelah sekian lama berpisah, karena itulah hari ini pada tanggal 9 Dzulhijjah disebut hari Arofah.

Bulan Romadlon merupakan bulan yang mulia dari semua bulan-bulan dimana fadhilah ibadah dilipatgandakan dalam bulan tersebut.

Hari Jum’at adalah hari khusus bagi kaum muslimin dalam melaksanakan ibadah, hari paling mulia dari semua hari. Bahkan ada satu waktu rahasia di dalam hari Jum’at yang hanya diketahui oleh Allah dan kekasih-Nya, di mana jika seorang hamba berdoa yang bertepatan pada waktu tersebut, maka doanya pasti terijabah.

Sedangkan waktu sahur adalah waktu dimana hati menjadi bersih dan murni, di saat semua orang tertidur lelap tetapi kita menyempatkan sholat dan berdoa kepada Allah.

قال تعالى وبالاسحار هم يستغفرون
Allah berfirman : Dan di dalam waktu sahur mereka memohon ampun (kepada Allah).

2. Berdoa Ketika Dalam Hal-Hal Yang Mulia
Seperti ketika berdesakan dalam berjuang (berjihad) di jalan Allah. Berdoa ketika turunnya hujan karena Allah menurunkan rohmat-Nya di saat menurunkan hujan. Memperbanyak berdoa saat sedang menjalankan sholat baik sholat fardlu maupun sholat sunnah seperti berdoa sebelum melakukan salam dengan doa-doa sehari-hari, sesungguhnya sholat adalah doa dan memohon kepada Allah. Berdoa sesudah melaksanakan sholat  dan doa pada waktu antara adzan dan iqomah merupakan waktu dan hal yang mulia.

3. Menghadap Qiblat Ketika Sedang Bedo’a, Mengangkat Kedua Tangan Sekira-Kiranya Setinggi Wajah, Dan Mengusapkan Wajah Dengan Kedua Telapak Tangan Setelah Berdoa
Ini adalah gaya fi’liyah berdoa yang memang sudah sangat umum dilakukan oleh kaum muslim, tentu saja gaya semacam ini bersumber dari Nabi SAW, Sahabat Umar bin Khattab berkata bahwa :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا مد يديه في الدعاء لم يردهما حتي يمسح بهما وجهه
Ketika Rosulullah SAW mengangkat kedua telapak tangan dalam berdo’a maka beliau tidak menurunkan keduanya sampai beliau mengusap wajah dengan keduanya.

Sahabat Ibnu Abbas juga berkata menjelaskan gaya fi’liyah Rosulullah SAW ketika berdoa :

كان اذا دعا ضم كفيه وجعل بطونهما مما يلي وجهه
Ketika berdoa, Rosulullah SAW mengumpulkan kedua telapak tangan beliau dan menghadapkan telapak tangan bagian dalam pada wajah beliau.

Kecuali dalam waktu dan hal tertentu seperti ketika melaksanakan sholat istisqo’ (sholat meminta hujan), maka ketika berdoa disunnahkan meninggikan kedua tangan. Ketika berdoa jangan mengangkat kepala tetapi hendaklah menundukkan kepala dan pandangan sebagai simbol bahwa kita adalah hamba hina yang sedang menghadap Sang Maha Agung dan butuh akan pertolongan dan pemberian Allah.

4. Memelankan Suara Sekira-Kiranya Antara Keras Dan Pelan 
Artinya tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Berikut ini adalah dasar dari point ke-empat ini :

قال تعالى ولا تجهر بصلاتك ولا تخافت بها
Allah Ta’ala berfirman : Dan jangan mengeraskan suara atas sholatmu (do’amu)dan jangan memelankannya.

5. Jangan Terlalu Menjadikan Irama (Lagu) dan Sajak Dalam Berdo’a
Hal ini dilakukan agar irama, lagu dan sajak tidak menghilangkan kekhusyu’an dan tawaddlu’ (sopan santun) kepada Allah. Di samping itu, bagaimana mungkin kita sedang meminta sesuatu kepada Allah sambil menyanyikan sebuah lagu, tentu sangat kurang beradab cara seperti ini.

6. Berdo’alah Dengan Hati Yang Penuh Sopan Santun, Khusyu’, Senang, dan Takut Akan Ditolaknya Doa
Akui dan sadari bahwa kita adalah hamba yang hina dan tiada daya, sedangkan Tuhan yang kita meminta kepada-Nya adalah Dzat yang agung, selayaknya dengan hati yang sopan dan khusyu’ mengharap doa kita akan dikabulkan.

7. Berharap dan Yakin Atas Dikabulkannya Doa
Jangan pernah beranggapan bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa hambanya, itu adalah kesalahan yang fatal. Dari sini maka jangan kita berdoa dengan kalimat seperti berikut “Ya Allah, ampunilah aku jika itu kehendakmu. Berilah aku rohmat, jika itu kehendakmu”, karena kalimat tersebut jauh dari yakin dan harapan akan terkabulnya doa.

Yakinlah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Kuasa atas segalanya, dan pasti Dia akan mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya. Allah mencintai orang-orang yang suka meminta pada-Nya, Dia tidak pernah sedetik pun terbebani atas permintaan hamba-Nya.

8. Berdoa Dengan Benar-Benar Merasa Sangat Butuh Untuk Dikabulkan 
Ini seolah-olah kita meminta dengan keras akan terkabulnya doa dan mengulang-ulang kalimat doa sebanyak 3 kali. Mantabkan hati bahwa tiada lagi yang bisa mengabulkan doa kecuali hanya Allah semata. Tanpa-Nya, kepada siapa lagi kita akan meminta ?.

9. Mengawali Doa Dengan Kalimat Yang Mengandung Pujian Kepada Allah
Seperti kalimat hamdallah, lalu membaca sholawat kepada Rosulullah SAW. Ketika berdoa hendaklah memohon untuk diri sendiri terlebih dahulu, kemudian memohon untuk kedua orang tua, kemudian memohon untuk orang-orang yang kita tuju, kemudian memohon untuk semua orang muslim dan mukmin. Doa hendaknya ditutup dengan bacaan sholawat nabi SAW dan juga pujian untuk Allah SWT.

10. Pastikan Kita Melaksanakan Adab dan Tata Krama Batin Ketika Berdoa
Tata karma batin dalam berdoa seperti berikut : mengakui kesalahan serta dosa-dosa di hadapan-Nya, memohon ampun dan bertaubat atas segala dosa dengan hati yang tulus, dan memusatkan konsentrasi hati dalam berdoa.

Dan hendaknya seorang yang berdoa mengerti apa yang ia minta kepada Allah, jangan hanya membaca doa dengan panjang lebar tetapi ia sendiri tidak paham apa yang ia minta. Dengan mengetahui makna dari bacaan doa, maka ia bisa memusatkan konsentrasi dan benar-benar meminta sesuatu yang ia inginkan. Jadi, berdoa dengan bahasa sendiri lebih baik dari pada dengan menggunakan bahasa arab tetapi ia tidak mengerti makna dan doa yang ia minta.

Sumber : Kitab Mau’idhul Mu’minin, ringkasan dari Kitab Ihya’ Ulumuddin penulis Imam Ghozali
Penulis : Syekh Muhammad Jamaluddin Al-Qosimy A-Damsyiqy