Hukum Mad Wajib Muttashil dan Contohnya

Hukum Mad Wajib Muttashil dan Contohnya

Hukum Mad Wajib Muttashil - Mad wajib muttashil merupakan hukum di dalam ilmu tajwid yang perlu untuk dimengerti. Karena kalau tidak, bisa saja seorang qari’ akan salah membacanya.

Kesalahan membaca hukum mad wajib muttashil yang paling sering terjadi adalah kurangnya panjang bacaan. Ini akibat si pembaca kurang memahami dan menerapkan hukum bacaan ini saat membaca Al-Qur’an.  

Bertolak dari masalah inilah, mari kita mempelajari dan memahami kembali tentang hukum mad wajib muttashil, baik pengertian, contoh, dan cara membaca dengan tepat. Harapan utamanya di sini adalah mampu membaca hukum bacaan ini dengan tepat dan benar.


Hukum Bacaan Mad Wajib Muttashil

Mad wajib muttashil adalah hukum bacaan mad, jadi harus dibaca panjang. Selain itu, hukum bacaan ini adalah salah satu dari hukum bacaan mad far’i yang sudah pernah dibahas pada Macam-Macam Hukum Bacaan Mad Dalam Ilmu Tajwid.

1. Pengertian Hukum Mad Wajib Muttashil

Menurut bahasa sendiri, kata "mad" (الْمَدُّ) artinya panjang, kata "wajib" (الْوَاجِبُ) artinya wajib atau harus, dan kata "muttashil" (الْمُتَّصِلُ) artinya sambung.

Menurut istilah, di dalam Kitab Hidayatul Mustafid yang ditulis oleh Syekh Muhammad Al-Mahmud, hukum "mad wajib muttashil" (الْمَدُّ الْوَاجِبُ الْمُتَّصِلُ) didefinisikan sebagai:

هُوَ اَنْ يَكُوْنَ الْمَدُّ وَالْهَمْزَةُ فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ

"Mad wajib muttashil adalah apabila ada mad (mad thabi’i) dan huruf hamzah berada di dalam satu kalimat".

Dari pengertian ini, kita dapat menarik pengertian sendiri bahwa hukum mad wajib muttashil adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf hamzah di dalam satu kalimat, tidak terpisah antara kalimat satu dengan lainnya.

Dengan demikian, suatu bacaan Al-Qur’an dihukumi sebagai mad wajib muttashil apabila memenuhi 3 syarat, yaitu ada mad thabi’i, ada huruf hamzah, dan keduanya bertemu dalam satu kalimat (kalimat yang sama).

2. Contoh Hukum Mad Wajib Muttashil

Selanjutnya, contoh-contoh hukum mad wajib muttashil di dalam tabel di bawah dapat memperluat pengertian dan pemahaman:

Contoh Sebab

لِمَنْ شَآءَ

Ada mad thabi'i bertemu hamzah di dalam satu kalimat

سِيْءَ

Ada mad thabi'i bertemu hamzah di dalam satu kalimat

سُوْٓءُ الْخُلُقِ

Ada mad thabi'i bertemu hamzah di dalam satu kalimat

Perhatikan ketiga contoh yang tersedia di dalam tabel di atas. Di sana ada mad thabi’i yang bertemu dengan huruf hamzah di dalam satu kalimat, inilah yang disebut dengan hukum "mad wajib muttashil".

3. Cara Membaca Hukum Mad Wajib Muttashil

Mad wajib muttashil harus dibaca panjang, kira-kira panjangnya adalah sekitar 2,5 alif atau 5 harakat. Di dalam mushaf Al-Qur’an sendiri, biasanya hukum mad wajib muttashil ditandai dengan harakat fathah melenkung di atas. Ini menunjukkan bahwa hukum bacaan ini wajib dibaca sangat panjang, yaitu sekitar ,5 alif atau 5 harakat.


Contoh Hukum Mad Wajib Muttashil di dalam Al-Qur'an

Jika kita membaca mushaf Al-Qur'an, kita dapat menjumpai banyak sekali contoh-contoh dari hukum mad wajib muttashil. Namun, di sini hanya akan saya contohkan beberapa saja, silahkan perhatikan teks bercetak merah:

Surat Ad-Dzariyat ayat 23:

فَوَرَبِّ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَ

Surat An-Nahl ayat 27:

قَالَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوْٓءَ عَلَى الْكَافِرِيْنَ

Surat Hud ayat 77:

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْٓءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هٰذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ


Perbedaan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil

Pada sub topik ini, saya sendiri sudah mengulas dengan cukup singkat dalam pembahasan hukum mad jaiz munfashil. Sebelumnya, silahkan pelajari terlebih dahulu: Hukum Mad Jaiz Munfashil dan Contohnya.

Namun, saya akan mengulasnya kembali pada posting ini sebagai pengingat sekaligus penguat. Hal ini dikarenakan antara keduanya, mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil terlihat cukup mirip:

1. Penyebab Hukum Bacaan

Perbedaan paling utama dari kedua bacaan tersebut adalah pada penyebabnya, yaitu letak di mana alif atau hamzahnya berada. Mad Jaiz Munfashil disebabkan karena ada mad thabi'i bertemu dengan alif di lain kalimat, sedangkan Mad Wajib Muttashil disebabkan karena ada mad thabi'i bertemu hamzah di satu kalimat.

2. Panjang Hukum Bacaaanya

Mad Jaiz Munfashil dibaca dengan 3 versi, yaitu 1 alif, 2 alif, dan 2,5 alif (silahkan buka link di atas untuk mempelajari lebih lanjut). Sedangkan panjang bacaan Mad Wajib Muttashil harus dibaca kira-kira 2,5 alif.

3. Penulisan Alif dan Hamzah

Sebenarnya, antara alif dan hamzah adalah 2 istilah huruf hiyaiyyah yang sama. Penulisan alif dan hamzah dalam kedua bacaan tersebut dibedakan dari posisi kalimat dan fungsinya.

Namun, dalam kasus ini, hukum mad jaiz munfashil menggunakan huruf alif karena berada di lain kalimat. Sedangkan hukum mad wajib muttashil dengan menggunakan hamzah karena berada di dalam satu kalimat. Demikian ini berfaedah untuk memudahkan pelajar tajwid dalam mengenal kedua hukum bacaan tersebut.


Kesimpulan

Hukum bacaan mad wajib muttashil disebabkan karena adanya mad thabi’i yang bertemu huruf hamzah tepat berada di dalam satu kalimat dan tidak terpisah. Cara membacanya harus dibaca panjang dengan panjang kira-kira sekitar 5 harakat atau 2,5 alif.

Baca juga : Kumpulan Materi Ilmu Tajwid.