Penyebab Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

Media sosial online merupakan salah satu bentuk kemajuan peradaban Sumber Daya Manusia (SDM). Ya, sebuah komunitas saling berbagi dan saling memberi informasi yang bisa diakses secara online di mana-mana, bahkan sudah menjadi ladang berita yang terbukti mampu menyaingi media offline seperti koran, TV, radio, surat kabar, dan lainnya.

Memang, kita tidak bisa memungkiri bahwa kehadiran media sosial ini sangat memudahkan manusia dalam mendapatkan informasi, pengetahuan, komunikasi, dan hal-hal yang berkaitan dengan interaksi terhadap orang lain dan lingkungan.

Tentu saja ini adalah alasan vital mengapa banya sekali orang yang gandrung dengan media sosial, apalagi hadirnya teknologi mobile yang sudah berkeleleran di mana-mana. Hanya bermodal smartphone dan paket data internet, kita bisa dengan sangat mudah mengakses media sosial tersebut, praktis dan bisa dibawa ke mana pun kita pergi.

Sebenarnya, tujuan utama diluncurkannya media sosial online, seperti Facebook, Twitter, Google Plus, WhatsApp, Youtube, Instagram, dan lainnya, adalah untuk memudahkan interaksi dan pengalaman manusia dalam berkomunikasi, mendapatkan informasi, menggali pengetahuan, menemukan teman, dan lain sebagainya.

Namun, tentunya sangat disayangkan jika penggunaan media sosial dewasa ini banyak disalahgunakan oleh segelintir orang atau sejumlah kelompok untuk menebarkan aksi terror, ujaran kebencian, dan berita hoax, yang di dalamnya berisi provokasi-probokasi yang dapat memperpecah belah dan meresahkan banyak orang untuk kepentingan tertentu.


Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

Dapat dikatakan bahwa media sosial adalah tempat strategis untuk menggoreng berita-berita yang dicampur dengan micin-micin penyedap yang sifatnya hoax dan mengandung ujaran kebencian. Hal ini dikarenakan mudahnya dan banyaknya pengguna yang mengakses media sosial di sepanjang waktu. Tentu saja ada beberapa hal yang melatarbelakangi penyebaran berita hoax di media sosial, sebagai berikut ini :

1. Kebencian Terhadap Oknum atau Kelompok Tertentu

Pelaku penyebar berita hoax adalah pelaku yang menyimpan kebencian terhadap oknum atau kelompok tertentu. Tanpa disadari memang, perasaan benci memunculkan tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab guna menenggelamkan korban di mata masyarakat. Seseorang yang memiliki akal sehat tidak akan melakukan upaya pembohongan publik dan pengadudombaan kecuali ada segumpal kebencian di dalam hatinya.

2. Berita Hoax Terkait Isu Politik

Isu-isu berbau politik juga menjadi salah satu latar belakang utama dalam menyebarkan berita-berita hoax. Dan tempat utama yang dapat menjadi lahan pemanfaatan penggorengan berita hoax adalah media sosial oleh kelompok-kelompok politikus, karena di sanalah masyarakat menerima informasi dengan sangat mudah dan paling aktual.

Dunia politik sendiri banyak dilewati dengan jalan kotor tanpa memandang siapa kawan siapa lawan, menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan ambisi. Bagi para politikus sendiri, memelintir infomasi kemudian menuangkannya kepada komunitas tertentu dan masyarakat awan adalah hal yang mudah. Jadi, sangatlah wajar jika berita-berita hoax menjadi viral tatkala isu-isu politik menjadi perbincangan hangat, misalnya pemilihan kepala daerah, provinsi, dan kursi kepresidenan.

3. Berita Hoax Terkait Isu SARA

Seperti yang kita ketahui bahwa Negara Indonesia adalah negera yang kaya akan suku, ras, agama, faham, budaya, keyakinan, dan lainnya, sehingga wajar jika isu-isu yang berbau SARA  (suku, agama, ras, dan golongan) pun turut serta menjadi sumber yang melatarbelakangi pelaku-pelaku penyebar berita hoax melancarkan aksinya.

Dengan kata lain, media sosial dimanfaatkan oleh kelompok tertentu dengan menggoreng berita-berita hoax demi kepentingan hawa nafsu, motif dan tujuannya pun sama yaitu kebencian dan upaya untuk menjatuhkan kelompok lain.

4. Sebagian Orang Mudah Termakan Berita Hoax

Masyarakat media sosial tidaklah kesemuanya adalah masyarakat yang mengetahui seluk-beluk agama, politik, kepemerintahan, dan golongan tertentu, banyak pula masyarakat awan yang hanya suka berinteraksi di media sosial.

Faktanya, mayarakat awam juga banyak ikut-ikutan membuat status dan share berita-berita hoax. Mengapa demikian ? hal itu karena mereka termakan oleh berita-berita hangat yang masih belum jelas benar atau salahnya, hoax atau faktanya.

5. Mencari Sensasi, Viewers, dan Pendapatan

Tidak semua pelaku-pelaku hoax di media sosial dilatarbelakangi oleh kebencian, isu politik, isu SARA, atau termakan isu-isu tersebut, ada sebagian dari mereka yang murni melakukan pemberitaan hoax untuk kepentingan pribadi, misalnya mencari sensasi, mencari viewers dan pendapatan. Pasalnya, berita yang menarik banyak viewers dalam sekali tayang adalah berita yang "wow", sedangkan berita dan informasi seperti itu cukup sulit didapatkan kecuali dengan hoax.

Kita pun bisa menemukan banyak contoh kasus hoax di Youtube, para pelaku mempublikasikan video-video berisi infomasi palsu dan hoax demi mendapatkan viewers dan pendapatan. Begitu pun di media sosial lainnya seperti facebook page, group facebook, twitter, dan lainnya, pelaku memiliki ambisi demi mempopulerkan akun miliknya, dan ujung-ujungnya hanya untuk mendapatkan sebungkus nasi.

Dengan demikian, langkah terbaik agar kita tidak termakan oleh berita-berita hoax adalah dengan pandai-pandai menyaring apapun berita itu, jangan mudah terprovokasi, jangan mudah hanyut oleh amarah dan hujatan karena justru mereka yang berada di balik layarlah yang mengontrol kita sambil tertawa, perbanyaklah untuk intropeksi diri dan khusnudzan.