Ibu, Apakah Engkau Menyesal Telah Melahirkanku ?

Ibu ..... kata-kata itu memang sudah tidak asing lagi didengar. Dia adalah seorang wanita yang mulia, yang telah bersusah payah mempertaruhkan hidup untuk keselamatan bayi kita saat lahir. Dialah wanita yang paling berjasa bagi kita, merawat kita dengan penuh kasih dan sayang, dan dia tidak meminta imbalan atas jasa besar dan pengorbanannya untuk kita. Dia adalah wanita yang akan selalu menyayangi kita saat kita lahir, saat kita mulai tumbuh, saat kita anak-anak, saat kita remaja, saat kita dewasa, sampai saat kita meninggal atau dia yang meninggal. Darah daging kita berasal dari air susunya, jiwa dan raga kita berasal dari kasih sayangnya. Dia adalah wanita yang tak pantas jika kita mengecewakan dan menyakiti hatinya.

Sebesar apapun dan sekeras apapun balasan kita terhadapnya, tidak akan bisa menyamai besarnya kasih sayang yang ia berikan untuk kita. Jangan pernah membuatnya kecewa, jangan pernah membuatnya sedih, jangan pernah membuatnya gelisah, dan jangan pernah membuatnya menangis. Tanpa dia, kita tidak akan bisa hidup di dunia.

Ibu, apakah engkau menyesal telah melahirkanku ?

Pernahkan kita bertanya dengan pertanyaan di atas pada ibu kita ?. Lalu apa jawabannya ?. Tentu saja, ibu kita akan menjawab “tidak”. Mungkin pertanyaan tersebut terdengar sangat aneh dan sangat memalukan. Tapi, pertanyaan itu adalah sebuah ungkapan yang begitu dalam bagi seorang anak kepada ibunya. Nah, seorang anak tidak akan bisa membandingi kasih sayang yang ibu berikan kepada anaknya. Jika anak tersebut merasa tidak bisa membahagiakan ibunya dan bertanya kepada ibunya “Ibu, jika aku tidak bisa membahagiakanmu, apakah engkau menyesal telah melahirkan aku ?”. Ini adalah pertanyaan yang mempunyai makna tulus di dalam hati. Dengan pertanyaan tersebut, seorang anak akan mendengar sendiri jawaban dari ibunya bahwa ibu akan selalu menyayangi anaknya meskipun si anak tidak bisa membahagiakan ibunya.

Ketika kita mendengar jawaban itu, mungkin hati kita akan luluh dan sadar betapa besar cinta ibu kepada kita. Artinya dengan jawaban itu, setidaknya akan menambah motivasi dan dukungan kepada kita untuk selalu mencintainya dan menyayanginya sampai masa yang akan memisahkan antara kita dan dia. Kita akui saja bahwa kita masih terlalu sering mengecewakan ibu kita, kita akui saja bahwa kita mungkin lebih mementingkan diri sendiri dan orang lain daripada ibu kita. Padahal, jawaban yang diberikan ibu kepada kita atas pertanyaan di atas benar-benar membuktikan bahwa ibu selalu bersama kita, baik dalam keadaan sedih maupun senang.

Sebenarnya seorang ibu tidak akan meminta anaknya agar menggenggam dunia untuk dirinya sendiri. Namu, seorang ibu akan sangat bangga dan bahagia jika melihat anaknya sukses dan bahagia. Seorang ibu tidak akan meminta kepada anaknya segunung emas untuk dirinya, ibu hanya ingin melihat anaknya tersenyum dan ia pun ikut tersenyum.

Beruntunglah bagi kalian yang masih memiliki ibu saat ini. Jika suatu saat ibumu tiada, lalu siapa lagi yang akan memberimu kasih sayang yang sama ?. Ingatlah saat masa-masa kecil ketika ibu memeluk kita, mencium kita, bercanda dengan kita, menyuapi makan, memandikan kita, menghapus air mata kita, memberi semangat kepada kita, dan semuanya. Itu semua adalah memori yang tidak akan bisa terlupa dalam hati kita. Mari kita renungkan kembali kasih sayang ibu, dan berjanjilah mulai detik ini untuk berusaha tidak mengecewakan dan membuat ibu kita bersedih. Dalam hidup yang singkat ini, selagi kita masih diberikan tuhan kesempatan untuk menatap wajah dan senyumnya, mari berusaha dan melakukan hal yang terbaik untuk ibu kita dan buat ia tersenyum. Saat ini, kita masih bisa melakukan sesuatu untuk ibu kita, karena jika nasi sudah menjadi bubur, hanya penyesalan yang ada.