7 Alasan dan Penyebab Matematika Tidak Disukai Siswa

7 Alasan Matematika Tidak Disukai Siswa

7 Alasan dan Penyebab Matematika Tidak Disukai Siswa – Bagi kebanyakan anak-anak sekolah, matematika mungkin merupakan pelajaran yang sangat sulit dan membosankan, sehingga pelajaran ini tidak begitu digemari dan disukai dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lainnya. Tentu saja dalam satu kelas, hanya sebagian kecil siswa yang menyukai pelajaran matematika.

Ketidakgemaran siswa untuk mendalami pelajaran matematika tentu menjadi masalah dalam proses belajar mengajar, khususnya bagi guru matematika sendiri, padahal matematika adalah pelajaran yang diutamakan negara. Untuk itulah perlu juga bagi setiap guru untuk mengidentifikasi penyebab matematika tidak disukai siswa-siswanya.

Baca juga : 8 Cara Membuat Siswa Suka Pelajaran Matematika.


Penyebab Matematika Tidak Disukai Siswa

Untuk itu perlu diketahui mengapa siswa cukup sulit menyerap materi matematika. Dan berikut ini ada beberapa fakta yang menjadi alasan dan penyebab matematika tidak disukai siswa dibandingkan dnegan pelajaran-pelajaran lainnya :

1. Angka dan Rumus Adalah Pelajaran Abstrak

Penyebab utama matematika sangat sulit adalah karena matematika merupakan pelajaran abstrak yang hanya berisi angka dan rumus. Bagi siswa sendiri, permainan angka tentu lebih sulit dibandingkan dengan mendengarkan cerita dan kisah sejarah yang memang berhubungan dengan kehidupan secara real.

Ini ibarat siswa ditanya oleh guru matematika, “10.000 dibagi 4 sama dengan berapa ?”, siswa akan berpikir lebih lama untuk menjawabnya. Berbeda jika guru memberikan uang Rp. 10.000 yang dibagikan kepada 4 siswa, tentu siswa dengan cepat membagi uang masing-masing mendapatkan Rp. 2.500.

2. Tegang dan Konsentrasi Penuh Saat Pelajaran Matematika

Penyebab matematika tidak disukai siswa selanjutnya adalah matematika memang dirasa menjadi pelajaran yang sulit dalam sekolah, untuk itu setiap pelajaran matematika dimulai, para siswa pasti lebih tegang dan memusatkan konsentrasi untuk memahami materi. Sehingga ini membuat pikiran mereka lebih mudah kelelahan dan tentu membuat mereka merasa bosan, apalagi bagi siswa yang memang matematka haters.

3. Butuh Ketelitian Untuk Menjawab Soal

Pernahkan Anda mengerjakan sebuah soal matematika kemudian hanya karena salah satu angka menyebabkan semua langkah jawaban salah dan Anda harus menghitung dari awal lagi ?. Ya, seperti itulah matematika. Memang membutuhkan ketelitian dalam mengerjakan soal matematika dimana antara rumus satu dengan rumus lainnya bisa saling berkorelasi.

4. Pandai Dalam Matematika Tidak Cukup Hanya Dengan Menghafal Rumus

Untuk memahami matematika, tidak hanya cukup dengan menghafal rumus, butuh penalaran dalam memahami soal, menghubungkan satu rumus dengan rumus lainnya, dan kebiasaan mengerjakan soal. Tanpa itu mungkin Anda akan kesulitan untuk menemukan jawaban benar.

Ya, sudah sangat sering siswa memahami pelajaran matematika yang ketika itu diterangkan oleh gurunya, tetapi jika guru memberikan soal baru yang terkait, siswa merasa kesulitan, apalagi ketika mengerjakan ujian dengan soal baru dari beberapa materi yang sudah disampaikan.

5. Butuh Penjabaran Kompleks Untuk Soal Matematika Sederhana

Waktu mengerjakan satu soal matematika tentu lebih lama dibandingkan mengerjakan soal bahasa atau sejarah. Ini karena jawaban memang harus kompleks dengan langkah yang sistematis bahkan untuk soal sederhana.

Begitu pula demikian, materi dasar yang diajarkan di sekolah dasar akan selalu terkait dengan materi yang diajarkan sampai ke tingkat perkuliahan. Jika Anda belum menguasai materi matematika sekolah dasar, pastinya Anda harus belajar giat lagi untuk kembali mempelajarinya.

6. Kebanyakan Guru Matematika Adalah Guru Yang Serius

Salah satu penyebab matematika tidak disukai siswa adalah karena guru matematika biasanya terlalu serius. Sering dikabarkan bahwa guru matematika adalah guru yang killer dan sangat jarang ditemui guru matematika yang bisa menghibur dan memotivasi siswa, bagaimana dengan guru matematika Anda ?.

Ini mungkin karena materi matematika yang menuntut siswa untuk belajar serius dengan konsentrasi dan ketelitian lebih, sehingga seriang apapun guru matematika menyampaikan materi, siswa tetap merasa guru matematika sangat serius.

7. Keraguan Terkait Tujuan Akhir Belajar Matematika

Bagi kebanyakan orang (khususnya siswa), matematika adalah permainan angka dengan menggunakan beberapa rumus untuk menemukan jawaban benar. Jika memang jawabannya sudah benar, mungkin akan mendapat nilai lebih dari guru.

Nah, kemudian muncul pertanyaan dari benak para siswa, “Sebenarnya apa tujuan dan manfaat matematika jika hanya untuk menemukan angka benar saja ?”, “Apa keuntungan saya jika saya bisa matematika kalau cuma menjadi guru matematika saja ?”, “Apakah matematika hanya logis untuk angka saja bukan untuk kehidupan nyata yang lebih besar ?”, dan lain-lain.

Ya, pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena memang secara teori matematika seperti teka-teki angka, hanya sebagian kecil dari matematika yang berhubungan dengan kehidupan nyata, padahal ada hikmah yang lebih besar bagi mereka yang bisa mengerti apa hikamah di balik matematika.

Untuk itulah, guru matematika seharusnya memberi motivasi kepada siswa-siswanya tentang kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Menghubungkan pelajaran matematikan dengan realita sehari-hari, setidaknya akan memberi gambaran mengenai kegunaan matematika, tak hanya sebagai permainan angka, tetapi juga kegunaan dalam realita sehari-hari.