Miris, Umat Islam Kehilangan Identitas Persaudaraan Sesama Muslim

Umat islam di seluruh dunia dipersatukan atas satu aqidah dan keyakinan, yaitu tauhid kepada Allah Tuhan yang Maha Esa, untuk itulah seluruh umat islam hakekatnya adalah saudara seiman tanpa memandang ras, suku, negara, kelompok, organisasi, ataupun faham tertentu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 10 :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوْا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah saudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rohmat

Dari sinilah, konsep dasar bahwa sesama muslim adalah saudara bukan dibuat-buat oleh umat islam sendiri, tetapi memang Allah SWT sudah menjelaskan dalam firman-Nya. Rosulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah ra :

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ

Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain, jangan mendholimi, menelantarkannya, dan jangan pula menghinanya”.

Sekarang, mari kita mencoba untuk melihat kenyataan dan fenomena yang ada di sekitar kita saat ini !. Rupanya, konsep dasar bahwa sesama muslim adalah saudara seolah dianggap hanya sebatas kalimat tak bermakna oleh hampir semua umat islam, tanpa adanya pengakuan mendalam dari lubuk hati serta tindakan yang mencerminkan perwujudan dari konsep tersebut.

1. Saling Hina Karena Perbedaan Pendapat dan Sudut Pandang

Perbedaan pendapat dan sudut pandang selalu membuat saling berselisih satu sama lain, begitulah fenomena dalam masyarakan muslim saat ini. Hal kecil yang bisa kita jadikan sebagai contoh di sini misalnya maraknya berita hangat di media sosial yang dipenuhi kata-kata kotor, penghinaan, dan caci maki oleh sesama muslim atas dasar perbedaan pendapat dan sudut pandang. Kita lupa bahwa sesama muslim adalah saudara.

2. Perdebatan Tak Berujung Demi Mempertahankan Pendapat dan Menyudutkan Lawan

Perbedaan selalu menimbulkan perdebatan yang tidak berujung, berupaya sekeras mungkin mempertahankan argumen dan menyudutkan argumen lawan sesama muslim. Kita sudah sering melihatnya di lingkungan sekitar, media sosial, media masa, dan lainnya. Kita melupakan lagi konsep persudaraan sesama muslim.

3. Saling Benci Karena Perbedaan Pemahaman dan Sudut Pandang

Rupanya, perbedaan pendapat juga tidak hanya membuat kita saling menghina, tetapi juga saling membenci satu sama lain, padahal kita adalah sesama umat islam, sungguh lucu sekali.

4. Fanatik Terhadap Golongan, Sehingga Timbul Sikap Saling Menyalahkan

Di Indonesia banyak sekali golongan maupun organisasi yang berlabel islam, tak perlu disebutkan. Kenyataannya, banyak sekali dari masing-masing golongan yang terlalu fanatik terhadap golongannya sehingga menyalahkan golongan lain, lagi-lagi kita lupa bahwa kita adalah saudara.

5. Menganggap Rendah Golongan Yang Tidak Sepaham

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi jika kita merasa lebih fanatik dengan pemahaman kita, kemudian kita menyalahkan pemahaman saudara muslim kita, pastinya kita menganggap saudara muslim kita lebih rendah daripada kita. Sekali lagi, kita lupa bahwa kita adalah saudara seiman seagama.

6. Persaingan Menjadikan Permusuhan

Demikian halnya dengan persaingan, baik bisnis, jabatan, politik, dan lainnya, sering kali kita menganggap saudara kita bukan saingan, melainkan musuh. Akibatnya, kita melakukan berbagai cara untuk mengalahkan bahkan sampai menghancurkannya. Apakah masih pantas kita menyebut diri kita seorang muslim ?.


Lantas, Apa Yang Harus Kita Lakukan Atas Perbedaan Tersebut ?

1. Renungkan Kembali Bahwa Kita Sesama Muslim Adalah Saudara

Mari kita merenungkan kembali dan mengintropeksi diri kita atas semua yang sudah kita lakukan selama ini. Jangan hanya karena perbedaan pendapat, sudut pandang, ras, golongan, organisasi, dan pemahaman, kita melupakan keberadaan saudara kita.

2. Perbedaan Itu Ada Untuk Saling Melengkapi Satu Dengan Lainnya

Jangan hanya kerena perbedaan kita menyalahkah saudara kita, merendahkan, bahkan menghina dengan kalimat atau tidandakan yang tidak pantas. Jangan menjadikan perbedaan sebagai jurang pemisah, perbedaan itu ada agar kita bisa saling melengkapi. Menyikapi perbedaan dengan hati damai adalah jalan yang terbaik.

3. Mengalah Adalah Jalan Yang Terbaik

Terkadang, perbedaan di antara kita menimbulkan masalah yang jauh lebih besar, abaikan harga diri dan keegoisan, mengalah adalah jalan yang terbaik untuk tetap menciptakan perdamaian sesama muslim.

Salam damai saudara-saudaraku !!!