Dasar Hadist Mayit Bisa Mendengar Orang Yang Masih Hidup

Dasar Hadist Mayit Bisa Mendengar Orang Yang Masih Hidup

Dasar Hadist Mayit Bisa Mendengar Orang Yang Masih Hidup - Adalah merupakan salah satu dari cabang khilafiyah di kalangan umat islam bahwa ruh mayit di alam kubur bisa mendengarkan perkataan orang yang mati atau tidak. Selanjutnya, masalah khilafiyah seperti ini seharusnya tidak menjadikan permusuhan dan saling hina antara satu golongan dengan golongan lainnya.

Golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa ruh mayit di dalam alam kubur mampu mendengar perkataan saudara-saudaranya yang masih hidup, bi idznillah. Dan untuk itulah, posting ini dituliskan sebagai penguat faham Ahlus Sunnah Wal Jamaah, juga sebagai penambah wawasan.


Bantahan Untuk Orang Tidak Percaya Bahwa Mayit Bisa Mendengar Perkataan Orang Yang Masih Hidup Dengan Dasar Surat An-Naml dan Surat Fatir

Tetapi sebelum membahas tentang hal itu, terlebih dahulu saya akan mengutarakan beberapa argumen untuk membantah orang-orang yang merujukkan kepercayaan bahwa mayit tidak bisa mendengar perkataan orang yang masih hidup dengan didasarkan pada beberapa ayat adalam Al-Qur’an.

Surat An-Naml ayat 80 :

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ

Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang”.

Surat Fatir ayat 22 :

وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ اللّٰهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُوْرِ

Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar”.

Perlu diketahui bahwa kedua ayat di atas tidak menjelaskan tentang sebuah keadaan manusia di dalam alam kubur yang tidak bisa mendengar perkataan manusia yang masih hidup, apalagi dikaitkan dengan tradisi talqin mayit, tahlilan, khotmil qur’an, dan lainnya.

Baca juga : Dasar Mengenai Kesunnahan Talqin Mayit Sesudah Dipendam.

Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir tidak mau menerima yang sebuah kebenaran yang dibawa oleh Rosulullah SAW, hati mereka mati dan tertutup dari semua kebenaran itu, sehingga Allah SWT mengibaratkan mereka seperti mayit. Berikut ini penjelasan lebih detailnya :

Penjelasan Tafsir Munir :

قوله تعالى : إنك لا تسمع الموتى ولا تسمع الصم الدعاء إذا ولوا مدبرين أي أنهم لفرط إعراضهم عما يدعون إليه كالميت الذي لا سبيل إلى إسماعه، اهـ - تفسير منير، 2/133

"Firman Allah Ta'ala : Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang - maksudnya mereka (orang-orang kafir) karena kecondongan berpaling mereka atas apa yang telah didakwahkan seperti mayit yang tidak memiliki jalan untuk mendengarnya".

قوله : وما أنت بمسمع من في القبور أي وما أنت يا أشرف الخلق بمفهم من هو مثل الميت الذي في القبور، اهـ - تفسير منير، 2/202

"Firman-Nya : kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar - maksudnya dan tidaklah kamu Wahai semulia-mulia makhluk (Nabi SAW) memahami orang yang seperti mayit yang ada di dalam kubur".

Penjelasan Tafsir Al-Mishbah :

Surat An-Naml ayat 80 : Sungguh kamu, Muhammad, tidak akan dapat mendatangkan hidayah kepada orang-orang kafir. Mereka tidak sadar, bagaikan orang mati. Mereka juga tidak dapat mendengar bagaikan orang yang kehilangan indera pendengarnya. Mereka tidak memiliki kesiapan mendengarkan dakwahmu, karena mereka telah terlanjur larut dalam sikap berpaling darimu.

Surat Fatir ayat 22 : Tidaklah dapat disamakan antara orang yang hidup karena keimanan dengan orang yang mati karena inderanya rusak dan hatinya tertutup untuk mendengarkan kebenaran. Sesungguhnya Allah akan memberi petunjuk siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk mendengar dan menerima bukti-bukti kekuasaan-Nya. Karena itu, kamu, wahai Nabi, tidak dapat memperdengarkan hati yang telah mati karena pembangkangan dan kekufuran, sebagaimana kamu tidak dapat memperdengarkan orang yang telah mati di dalam kubur.


Dasar Bahwa Mayit Bisa Mendengar Perkataan Orang Yang Masih Hidup

Adapun dasar hadist yang menjelaskan bahwa ruh mayit bisa mendengar suara atau perkataan orang yang masih hidup, maka ada banyak yang salah satunya adalah sebagai berikut ini :

أَنَّ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلِيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ قَتْلَى بَدْرٍ ثَلَاثًا ثُمَّ أَتَاهُمْ فَقَامَ عَلَيْهِمْ فَنَادَاهُمْ، فَقَالَ يَا أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ يَا أُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ يَا عُتْبَةَ بْنَ رَبِيْعَةَ يَا شَيْبَةَ بْنَ رَبِيْعَةَ أَلَيْسَ قَدْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا فَإِنِّيْ قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِيْ رَبِّيْ حَقًّا، فَسَمِعَ عُمَرُ قَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلِيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ كَيْفَ يَسْمَعُوْا وَأَنَّى يُجِيْبُوْا وَقَدْ جَيَّفُوْا، قَالَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ وَلٰكِنَّهُمْ لَا يَقْدِرُوْنَ أَنْ يُجِيْبُوْا، ثُمَّ أَمَرَ بِهِمْ فَسُحِبُوْا فَأُلْقُوْا فِيْ قَلِيْبِ بَدْرٍ - رواه مسلم

"Sesungguhnya Rosulullah SAW meninggalkan orang-orang yang tewas pada perasng Badar sebanyak 3 kali, kemudian beliau mendatangi mereka, beliau berdiri di atas mereka dan memanggil-manggil mereka. Rosulullah SAW berkata, "Wahai Abu Jahal bin Hisyam, Wahai Umayyah bin Kholaf, Wahai Utbah bin Robiah, Wahai Syaibah bin Robiah, tidakkah kalian telah menemui apa yang telah dijanjikan tuhan (berhala) kalian itu benar ? karena sesungguhnya aku telah benar-benar menemui apa yang telah dijanjikan Tuhanku (Allah SWT) adalah benar !. Kemudian Umar (bin Khattab) mendengar perkataan Nabi SAW dan bertanya, "Wahai Rosulullah, bagaimana mereka mendengar dan bagaimana mereka menjawab sedangkan mereka telah benar-benar menjadi bangkai ?". Rosulullah SAW menjawab, "Demi Dzat yang mana diriku ada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah lebih mendengar apa yang aku katakan daripada mereka, tetapi mereka tidak kuasa untuk menjawab". Kemudian Rosulullah SAW memerintahkan untuk membawa mereka, mereka diseret lalu dilemparkan ke dalam sumur badar". (HR. Muslim).

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِيْ قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى اَنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ فَاَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِيْ هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَيَقُولُ : أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُوْلُهُ، فَيُقَالُ : انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللّٰهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ، وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوِ الْمُنَافِقُ، فَيَقُولُ : لَا أَدْرِيْ كُنْتُ أَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ، فَيُقَالُ : لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ، ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ - حديث مرفوع

"Dari Sahabat Annas ra, dari Nabi SAW bersabda, "Seorang hamba tatkala diletakkan di dalam kuburnya, sahabat-sahabatnya berpaling dan pergi meninggalkannya, sehingga dia mendengar suara sandal mereka, maka datanglah dua malaikat dan mendudukkannya, kemudian keduanya bertanya kepadanya : "Apa yang kamu katakan tentang orang ini, yaitu Muhammad SAW ?. Kemudian dia menjawab, "Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan rosul-Nya". Maka dikatakan, "Lihatlah tempatmu dari neraka yang telah digantikan Allah dengan tempat dari surga". Nabi SAW bersabda, "Kemudian dia melihat kedua (tempat) itu bersamaan". Dan adapun orang kafir atau orang munafik, maka dia berkata, "Aku tidak tahu, aku berkata apa yang dikatakan oleh orang-orang". Maka dikatakan, "Kamu tidak mengetahui dan tidak membaca, kemudian dia dipukul dengan palu dari besi di antara kedua telinganya, maka dia menjerit yang mana makhluk di sekitarnya mendengarkannya (jeritan itu),kecuali jin dan manusia " (Hadist Marfu').

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اِنَّ الْمَيِّتَ يَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ اَذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ

"Dari Sahabat Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya mayit bisa mendengar suara sandal orang-orang ketika mereka berpaling membelakang (meninggalkannya)".

مَا مِنْ عَبْدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ رَجُلٍ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلَّا عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ - رَواه الخطيب وابن عساكر عن ابي هريرة

"Tidaklah seorang hamba melewati kubur seseorang yang mana dia mengenalnya di dunia, kemudian dia mengucapkan salam kepadanya kecuali dia (ahli kubur) mengetahuinya dan menjawab salam kepadanya". (HR. Al-Khotib dan Ibnu Asakir dari Sahabat Abu Hurairah).

Wallahu a'lam bis showab,

Baca juga kisah Syekh Tsabit Al-Banani mengenai keadaan alam kubur : Doa dan Shodaqoh Bisa Menolong Manusia di Alam Kubur.