4 Hal Yang Mengharuskan Seseorang Berhenti Merokok

Kebiasaan merokok memang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, tak peduli pejabat maupun rakyat. Meskipun peringatan atas dampak negatif merokok yang begitu besar sudah sering dilihat dan didengar, nampaknya peringatan itu hanya dianggap sebagai angin yang lewat saja.

Dan tahukah Anda ? ini bukan karena peringatan larangan merokok yang tidak bernilai, tetapi karena kecanduan merokok yang sudah sangat melekat sehingga sangat sulit untuk ditinggalkan. Nyatanya, banyak juga orang yang berusaha meninggalkan kebiasaan buruk ini, namun masih belum dapat meninggalkannya tanpa suatu sebab apapun.

Lalu, bagaimana cara para perokok mampu meninggalkan kebiasaan merokok ?. Secara umum, seseorang mampu meninggalkan kebiasaan merokok karena terhimpit oleh kondisi yang mengharuskan dia untuk meninggalkkannya. Seperti berikut ini beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang meninggalkan kebiasaan merokok :

1. Dokter Berkata “Anda Ingin Sembuh ? Anda Harus Berhenti Merokok !”

Larangan merokok memang bukan main-main, sebab fakta telah menyebutkan bahwa rokok telah menyerang jutaan orang, bahkan di antaranya sampai meninggal lantaran terkena penyakit. Memang, fakta ini dianggap sepele oleh semua perokok, tetapi tidak bagi mereka yang sudah mengalami mimpi buruk akibat merokok.

Tentu, perasaan serba gelisah bercampur takut setelah dokter memberikan cap merah akan penyakit yang diderita, dan mengharuskan wajib berhenti rokok untuk kesembuhan. Awalnya pun sangat menderita harus menjauh dari rokok, perlahan dan perlahan, sampai seratus persen berhenti rokok. Ya, ini adalah kondisi yang paling sering ditemui, di mana seseorang mampu berhenti merokok setelah terkena penyakit kronis mematikan.


2. Intropeksi Diri “Aku Berhenti Merokok ? Aku Pasti Bisa Menabung Uang Lebih Banyak Untuk Masa Depan !”

Intropeksi diri itu sangat penting untuk pengembangan, bukan hanya potensi diri tetapi juga banyak hal dalam diri. Silahkan Anda berpikir, berapa bungkus Anda mampu menghabiskan rokok dalam satu hari ? berapa harga sebungkus rokok yang Anda beli ? kemudian, jika Anda menabung uang jatah rokok Anda setiap hari, berapa uang yang Anda tabungkan dalam satu bulan sampai satu tahun ?.

Mengoreksi hal-hal kecil seperti di atas ternyata sangat bermanfaat, apalagi bagi Anda yang sedang terhimpit oleh masalah ekonomi yang pas-pasan. Tentu intropeksi diri seperti ini mampu menyadarkan diri betapa pentingnya kelangsungan masa depan yang lebih cerah, sehingga dalam hal ini seseorang mampu berhenti dan meninggalkan merokok.

Baca juga : 7 Manfaat dan Hikmah Koreksi (Intropeksi) Diri.


3. Kata Pacar Saya “Kalau Kamu Masih Merokok, Lebih Baik Kita Putus !”

Besarnya rasa cinta mampu menuntut seseorang untuk takut kehilangan apa atau siapa yang ia cintai. Dan terkadang, cinta itu sendiri juga memunculkan sisi positif dalam hal-hal tertentu, bahkan cinta juga mewujudkan hal yang sulit menjadi lebih mudah.

Dalam tema yang dibahas pada posting ini, merokok pun menjadi salah satu hal yang mungkin bisa dihentikan oleh cinta. Tentu saja akan menjadi pilihan yang sulit, harus memilih “dia atau sebatang rokok”, tapi cinta membimbing jalan untuk memilih dia.


4. Pak Kyai Memberikan Dawuh “Santri Tidak Boleh Merokok !”

Jika di sekolah umum, larangan merokok bagi siswa hanya berlaku di dalam sekolah, sedangkan merokok sudah menjadi hal biasa di luar sekolah. Namun, ini berbeda di asrama pesantren, larangan merokok berlaku selama 24 jam karena memang santri harus tinggal di sana.

Bahkan bagi santri pembangkang, merokok harus mencuri waktu dan kesempatan dengan resiko terkena ta’zir dari pengurus pondok pesantren. Namun, bagi santri yang taat dan ta’dhim kepada kyainya, sebuah larangan merupakan hal yang harus ditinggalkan sebagai jalan untuk mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfaat.