Pemikiran Kritis Tanpa Didasari Akhlaq Adalah Kecerobohan Besar

Pemikiran Kritis Tanpa Didasari Akhlaq Adalah Kecerobohan Besar

Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir untuk menganalisis sebuah fakta atau masalah pada level yang kompleks dengan mempertimbangkan berbagai macam ide, pemikiran, proses analisis, dan informasi yang didapat, sehingga mampu menarik sebuah kesimpulan atas fakta atau masalah tersebut.

Berbicara dalam ranah berpikir kritis, sebagai manusia sekaligus bangsa yang ingin berkembang, tentu saja kita harus memiliki pemikiran yang luas dan dinamis sehingga kita mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi serta menjadi pribadi yang hebat.


Peran Berpikir Kritis Dalam Kehidupan

Sekarang, mari kita mencoba untuk menelusuri kembali sejarah bangsa Indonesia yang dulunya pernah dijajah sekitar 350 tahun oleh penjajah. Keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka merupakan perujudan kecil dari pemikiran kritis bangsa yang tidak mau menjadi jajahan bangsa lain.

Begitu juga halnya dengan pendidikan di Indonesia saat ini, salah satu tujuan pendidikan adalah mencetak generasi-generasi muda yang mampu berpikir aktif dan kritis yang turut membantu bangsa agar mampu melangkah ke depan.

Bahkan, semua ajaran agama pun mengajarkan pengikutnya untuk berpikir dan berpikir. Anda tahukan wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Wahyupertama tersebut dibuka dengan lafadz “Iqro’” (bacalah), dari situlah Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk mampu membaca apapun yang ada, atau lebih tepatnya berpikir lebih kritis.

Dalam ayat lain, Allah SWT juga menyingung beberapa kali dengan firman-Nya, yaitu “afala ta’qilun” (apakah mereka tidak mau berpikir), “afala tadzakkarun” (apakah mereka tidak mau mengambil pelajaran), dan potongan-potongan ayat lainnya.  Ini menunjukkan betapa pentingnya pemikiran kritis yang harus dimiliki sebagai seorang hamba, dalam hubungan vertikal maupun horizontal.

Dari sedikit ulasan di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa berpikir kritis memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita :

  • Pemikiran kritis mampu menjaga diri kita agar tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan dan hanyut oleh informasi-informasi yang tidak relevan.
  • Pemikiran kritis mampu membuka sebuah kebenaran atas informasi yang didapat dan menjadikannya landasan kuat bagi diri sendiri.
  • Pemikiran kritis menjadikan diri sebagai pribadi yang berpendirian kuat dan mampu berkembang.


Pemikiran Kritis Tanpa Didasari Sebuah Akhlaq Adalah Kecerobohan Besar

Pemikiran kritis itu memang penting, tetapi ada beberapa catatan di mana kita harus mengetahui zona dan ranah dalam berpikir kritis. Sebelum itu, mungkin di sini kita bisa mengambil beberapa sampel realita kehidupan, yang membuktikan bahwa pemikiran kritis itu harus didasar dengan akhlaq, adab, dan tata krama :

Pertama, kita mungkin sering menemui para pengguna media sosial atau mendengarnya langsung dari mulut orang-orang di sekitar kita. Mereka dengan mudahnya mencaci maki, menyalahkan, serta mengklaim bejat kepada beberapa pejabat pemerintah. Padahal mereka sendiri adalah orang awan dalam dunia politik, hanya saja turut berkomentar pedas atas dasar ikut-ikutan atau dari informasi sekilas yang belum tentu benar salahnya tanpa bukti yang bersifat real.

Kedua, cobalah perhatikan tindak laku anak-anak sekolah saat ini, khususnya sekolah swasta. Rupanya, mereka cukup kritis terhadap para guru, dan karena kekritisan inilah banyak guru kehilangan kepercayaan dari siswa. Alhasil, wajar saja bila banyak anak-anak sekolah tidak memiliki rasa sopan santun dan hormat kepada gurunya. Padahal, sikap-sikap seperti itu bukanlah mencerminkan sikap murid kepada gurunya.

Ketiga, pondok pesantren adalah wadah pendidikan islam yang di dalamnya mengajarkan nilai-nilai akhlaq kepada para santri. Namun, kita pun bisa menemui bahwa ada beberapa kalangan santri yang sudah sukses dan merasa lebih hebat dari kyainya sendiri. Tentu saja hal ini menunjukkan kekritisan yang menghilangkan rasa ta’dhim oleh santri kepada kyai.

Tentu saja ada banyak contoh atau sampel dalam kehidupan ini, dan kita hanya membicarakan 3 sampel saja. Dari situlah, cobalah kita untuk menggarisbawahi bahwa berpikir kritis itu penting, tetapi harus dilandasi dengan akhlaq, adab, dan tata krama agar kita tidak mudah menyalahkan orang lain, mencaci orang lain, meremehkan orang lain, dan lain sebagainya.


Memiliki Pemikiran Kritis itu Penting, Tetapi Memiliki Akhlaq Jauh Lebih Penting

Kedewasaan dan kebijaksanaan seseorang bukan dinilai dari bagaimana cara dia mengkritisi dan menganalisis sebuah masalah, tetapi bagaimana cara dia menyelesaikan masalah. Kita tahu bahwa bangsa kita sudah melahirkan generasi-generasi muda yang cerdas, pandai, kritis, dan berwawasan luas, tetapi sangatlah jarang generasi muda yang memiliki akhlaq dan budi pekerti mulia. Nah, dari sinilah bahwa memiliki akhlaq yang mulia jauh lebih utama daripada kecerdasan pemikiran.

Jika kita bertanya kepada diri sendiri, lalu apakah kita tidak boleh mengkritisi orang lain ?. Tentu saja boleh, sekali lagi pemikiran kritis itu penting tetapi harus didasari dengan akhlaq mulia, karena jika tidak maka kita hanya akan menyalahkan dan mencela orang lain. Akhlaq yang dimiliki akan menunjukkan cela sendiri sebelum menunjukkan cela orang lain, akhlaq akan menunjukkan apa, kepada siapa, dan bagaimana kita harus mengkritisi orang lain. Ibarat jika cara berpikir kita mampu menunjukkan tujuan yang harus dicapai, sedangkan akhlaqlah yang mampu menuntun jalan kita untuk mencapai tujuan itu.