Sholawat Pancasila : Hukum Bersholawat Kepada Selain Rasulullah SAW

Baru-baru ini media sosial lagi-lagi dikejutkan dengan video viral mengenai ritual sholawat bukan kepada Rasulullah Muhammad SAW melainkan sholawat kepada Indonesia, Nusantara, dan Pancasila. Adapun teks bacaan sholawat pancasila dalam video yang viral baru-baru adalah sebagai berikut :

“Shollallah ala Merah Putih, Shollallah ala Nahdlatul Ulama’, Shollallah ala Banser, Shollallah ala Jokowi…..Shollallah ala Pancasila, Shollallah ala Indonesia, Shollallah ala Nusantara”.

Setelah video itu dipublikasikan melalui media sosial, tak khayal video itu merambat dan menjadi video viral yang juga menjadi perbincangan hangat baru-baru ini. Tentu saja video tersebut mendapat respon negatif dari netizen karena dianggap melecehkan kemurnian sholawat dan termasuk salah satu ritual yang melenceng dari syariat islam.


Hukum Bersholawat Kepada Selain Rasulullah SAW

Terkait viralnya video sholawat pancasila tersebut, rupanya para ulama’ berbeda pendapat tentang hukumnya. Mayoritas ulama’ menolak dan tidak membolehkan adanya sholawat kepada selain Rasulullah SAW, seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Abil Barokat. Sedangkan sebagian ulama’ lainnya membolehkan bersholawat kepada selain Rasulullah SAW, seperti Imam Hambali.

Berikut ini adalah dasar atau hujjah yang saya dapatkan dari Ust. Masykur Amin, Al-Mukhtar, Paciran – Lamongan, yang diambil dari Kitab Majmuk Fatawi oleh Imam Ibnu Taimiyah :

ﻗﺪ ﺗﻨﺎﺯﻉ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ، ﻫﻞ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻔﺮﺩﺍ ؟ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻟﻴﻦ

ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ : ﺍﻟﻤﻨﻊ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﺍﺧﺘﻴﺎﺭ ﺟﺪﻱ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺒﺮﻛﺎﺕ

ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ : ﺃﻧﻪ ﻳﺠﻮﺯ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻨﺼﻮﺹ ﻋﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﺧﺘﻴﺎﺭ ﺃﻛﺜﺮ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ : ﻛﺎﻟﻘﺎﺿﻲ ﻭﺍﺑﻦ ﻋﻘﻴﻞ ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ . ﻭﺍﺣﺘﺠﻮﺍ ﺑﻤﺎ ﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻟﻌﻤﺮ : ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ . ﻭﺍﺣﺘﺞ ﺍﻷﻭﻟﻮﻥ ﺑﻘﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ : ﻻ ﺃﻋﻠﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻟﻪ ﻟﻤﺎ ﻇﻬﺮﺕ ﺍﻟﺸﻴﻌﺔ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﺗﻈﻬﺮ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻋﻠﻲ ﺩﻭﻥ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻬﺬﺍ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻣﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ . ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ : ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻐﻠﻮ ﻭﺟﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﺷﻌﺎﺭﺍ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻓﻬﺬﺍ ﻧﻮﻉ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻣﺎ ﻳﻤﻨﻊ ﻣﻨﻪ ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ‏( ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﻣﻼﺋﻜﺘﻪ ‏) ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ‏( ﺇﻥ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻣﺎ ﺩﺍﻡ ﻓﻲ ﻣﺼﻼﻩ ﺍﻟﺬﻱ ﺻﻠﻰ ﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺤﺪﺙ ‏) ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻗﺒﺾ ﺍﻟﺮﻭﺡ : ‏( ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﻋﻠﻰ ﺟﺴﺪ ﻛﻨﺖ ﺗﻌﻤﺮﻳﻨﻪ ‏) . ﻭﻻ ﻧﺰﺍﻉ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﻛﻘﻮﻟﻪ : ‏( ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺃﺑﻲ ﺃﻭﻓﻰ ‏) ﻭﺃﻧﻪ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﺗﺒﻌﺎ ﻟﻪ ﻛﻘﻮﻟﻪ : ‏( ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ‏) ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ "

“Ulama’ telah berselisih pendapat tentang Apakah boleh bersholawat kepada selain Nabi Muhammad SAW dalam konteks individu ?, (Maka di sini) ada 2 pendapat :

Salah satu dari keduanya yaitu menolak, dan pendapat itu pendapat yang diambil dari Imam Malik, Imam Syafi’i, dan ikhtiyar Kakekku (kakek perowi) yaitu Abul Barokat.

Kedua, hal itu (bersholawat kepada selain Nabi Muhammad SAW) diperbolehkan, dan pendapat ini adalah pendapat yang dinaskan dari Imam Ahmad (Imam Ahmad bin Hambali) dan ikhtiyar para sahabat Beliau seperti Imam Al-Qodhi, Imam Ibnu Aqil, dan Syekh Abdul Qodir. Beliau-beliau manjadikan hujjah (dasar) atas perkataan Sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa sesungguhnya Beliau berkata kepada sahabat Umar bin Khattab :

ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ

Semoga Allah memberikan rohmat kepadamu”.

Sedangkan Ulama’ dengan pendapat pertama (pendapat yang menolak) menjadikan hujjah dari perkataan Sahabat Ibnu Abbas :

ﻻ ﺃﻋﻠﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ

“Aku tidak mengetahui bacaan sholawat dari seseorang kepada seseorang lainnya kecuali kepada Rasulullah SAW”.


Dan perkataan ini adalah perkataan Sahabat Ibnu Abbas ketika telah jelas (muncul) kaum Syiah yang secara terang-terangan bersholawat kepada Sahabat Ali bin Abi Tholib bukan kepada selain beliau (Sahabat Ali bin Abi Tholib). Dan ini adalah perkara yang dimakruhkan dan dilarang seperti apa yang dikatakan Sahabat Ibnu Abbas (di atas).

Adapun pendapat yang diambil dari Sahabat Ali bin Abi Tholib, (dengan dalih) “Maka tatkala hal itu (sholawat selain Nabi Muhammad SAW) tidak dilakukan dalam arah melewati batas (berlebihan) dan menjadikannya syi’ir kepada kepada selain Rasulullah SAW maka ini merupakan jenis dari doa, sedangkan di dalam Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah (Al-Hadist) tidak ada hal yang melarangnya. Allah berfirman :

ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﻣﻼﺋﻜﺘﻪ

Dia adalah Dzat yang memberikan rohmat kepadamu, dan (Dia dan) para malaikat-Nya”.

Rasulullah SAW bersabda :

ﺇﻥ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻣﺎ ﺩﺍﻡ ﻓﻲ ﻣﺼﻼﻩ ﺍﻟﺬﻱ ﺻﻠﻰ ﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺤﺪﺙ

Sesungguhnya para malaikat mendoakan kepada salah satu dari kamu sekalian selama dia di dalam tempat sholatnya, yang mana dia melaksanakan sholat di dalamnya selama dia tidak dalam keadaan hadast”.

Dan pada hadist dalam Kitab Qobadhur Ruh :

ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﻋﻠﻰ ﺟﺴﺪ ﻛﻨﺖ ﺗﻌﻤﺮﻳﻨﻪ

Semoga Allah memberikan rohmat kepadamu dan kepada jasad yang meramaikannya (masjid)”.

Dan tidaklah berselisih pendapat di antara para ulama' bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW memdoakan sholawat kepada selain Beliau, seperti sabda beliau :

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺃﺑﻲ ﺃﻭﻓﻰ

Ya Allah berilah rohmat kepada keluarga Abi Aufa

Dan Sesungguhnya Rasulullah juga mendoakan sholawat kepada selain beliau sebagai bentuk mengikutkan pada beliau sendiri, (Rasulullah SAW bersabda) :

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ

Ya Allah berilah rohmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad

Wallahu A’lam”

Kitab Majmuk Fatawi oleh Imam Ibnu Taimiyah (22/472-474)".


Menanggapi Masalah Sholawat Indonesia dan Pancasila

Meskipun para ulama’ sendiri berselisih pendapat tentang bersholawat kepada selain Rasulullah SAW, ada yang melarang dan ada yang menolak. Namun. viralnya video sholawat Indonesia dan Pancasila seperti di atas merupakan fenomena yang menarik banyak respon negatif dari netizen.

Menurut diri saya pribadi (penulis) sesuai dengan dasar kitab di atas, pembacaan sholawat Pancasila tersebut boleh-boleh saja. Pertama, jika diniatkan untuk berdoa kepada Allah SWT. Kedua, ritual sholawat tersebut tidak disyariatkan di dalam umat islam karena tentu akan merusak kemurnian sholawat kepada Rasulullah SAW.

Adapun jika ada unsur-unsur lain (menurut penulis), amaliyah seperti ritual sholawat tersebut pun harus disikapi dengan bijak berdasarkan logika pantas atau tidaknya, bermanfaat atau tidaknya, dan lain sebagainya. Di sini, saya sendiri secara pribadi menolak adanya ritual yang diviralkan itu, dengan alasan :

  1. Sholawat pancasila bersifat kontroversial yang mengundang respon negatif di kalangan masyarakat pada umumnya.
  2. Pelaksanaan sholawat pancasilah tersebut bisa memicu adanya perselisihan dan perpecahan karena ritual tersebut merupakan amaliyah baru nan asing dalam masyarakat Indonesia. Dan setiap apapun yang bisa membuat perpecahan maka hal itu tidaklah baik diterapkan.
  3. Jika dilihat dari pengupload video sendiri, maka terkesan seolah ada modus tertentu agar menjadi ramai diperbincangkan, atau ada oknum tertentu yang sengaja melakukan tindakan pengadu dombaan.
  4. Dengan demikian, maka tidak selayaknya amalan seperti itu dilakukan dan dipublikasikan dalam ranah publik karena tentu saja hanya tidak memberikan kemanfaatan bagi publik, justru sebaliknya malah akan menambah banyak madhorot, wallahu a’lam.


CATATAN PENTING !!!

Posting ini sama sekali TIDAK diniatkan sebagai bentuk dukungan atau pembelaan atas masalah sholawat Indonesia dan Pancasila yang saat ini viral, apalagi dengan niatan mengadu domba di kalangan umat islam. Posting ini hanya bertujuan untuk berbagi ilmu dan wawasan, wallahu a'lam bis showab.