Pengertian Sanad, Isnad, Musnad, Matan, Musnid, Mukhrij, Mukharrij, dan Rawi

Dalam ilmu hadits, kita perlu mengetahui beberapa istilah yang kerap digunakan oleh para ulama' ahli hadits. Istilah-istilah itu juga menjadi bagian dari pada hadits itu sendiri, yang di antaranya adalah sanad, matan, rawi (musnid), musnad, dan isnad.

Ini merupakan pengetahuan dasar tentang ilmu hadits, tentunya saja sangat penting untuk diketahui. Misalnya ketika kita mengkaji sebuah hadits, entah guru atau teman menyebut salah satu atau beberapa istilah tersebut, maka kita pun bisa memahami maksudnya.

Adapun beberapa istilah yang menjadi bagian-bagian dari hadits, maka berikut ini ulasan pengertian secara singkatnya :

1. Sanad

Secara bahasa sanad berarti sandaran, sedangkan menurut istilah adalah sebagai berikut :

السَّنَدُ هُوَ الطَّرِيْقُ الْمَوَصِّلُ اِلَى الْمَتْنِ

"Sanad adalah jalan yang menghubungkan pada matan hadits".

Untuk lebih memudahkan pemahaman, sanad bisa kita artikan sebagai rantai yang di dalamnya berisi para periwayat hadits (para rawi) yang menghubungkan pada matan hadits (isi hadits), yang sambung dari Nabi Muhammad SAW.

2. Isnad

Pengertian isnad adalah sebagai berikut :

الْاِسْنَادُ هُوَ رَفْعُ الْحَدِيْثِ اِلَى قَائِلِهِ

"Isnad adalah mengangkat (meriwayatkan) hadits pada orang yang mengatakannya (dari Nabi Muhammad SAW)".

وَقِيْلَ انَّهُ بِمَعْنَى السَّنَدِ

"Ada yang berpendapat bahwa isnad memiliki makna yang sama dengan sanad".

3. Musnad

Pengertian musnad adalah sebagai berikut :

الْمُسْنَدُ يُطْلَقُ عَلَى الْكِتَابِ الَّذِيْ جَمَعَ فِيْهِ مَا رَوَاهُ وَاحِدٌ مِنَ الصَّحَابَةِ اَوْ اَكْثَرَ كَمُسْنَدِ الْاِمَامِ اَحْمَدَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ

"Musnad dimutlakkan (disamakan) berdasarkan kitab yang mana di dalamnya terkumpul hadits yang diriwayatkan oleh satu orang sahabat atau lebih, seperti musnad Imam Ahmad bin Hambali ra.".

Ada pula yang berpendapat bahwa musnad disamakan juga dengan sanad. Ada pula yang mengatakan bahwa musnad adalah satu macam dari beberapa macam hadist yang sambung kepada Nabi Muhammad SAW.

4. Matan

Pengertian matan adalah sebagai berikut :

الْمَتْنُ هُوَ مَا يَنْتَهِى اِلَيْهِ غَايَةُ السَّنَدِ مِنَ الْكَلَامِ

"Matan adalah kalam atau perkataan yang diover oleh sanad yang terakhir".

Untuk memudahkan pengertian, matan bisa diartikan sebagai isi atau lafadz hadist itu sendiri.

5. Musnid

Pengertian musnid adalah :

الْمُسْنِدُ هُوَ مَنْ يَرْوِى الْحَدِيْثَ بِاِسْنَادِهِ سَوَاءٌ كَانَ عِنْدَهُ عِلْمٌ بِهِ اَوْ لَيْسَ لَهُ إِلَّا مُجَرَّدُ رِوَايَتِهِ

"Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadist dengan (menyebutkan) sanadnya, baik dia mengetahui hadits itu atau tidak mengetahui kecuali hanya sekedar meriwayatkannya"

6. Mukhrij

Pengertian mukhrij adalah :

الْمُخْرِجُ هُوَ الَّذِيْ يَشْتَغِلُ بِجَمْعِ الْحَدِيْثِ

"Mukhrij adalah seseorang yang tersibukkan mengumpulkan hadits"

Dari definisi tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa mukrij adalah orang yang menyusun hadits dalam sebuah kitab yang disertai dengan sanad dan redaksinya, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, dan lain-lain.

7. Mukharrij

Mukharrij adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan menyandarkan pada para perawi yang mukhrij. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa mukharrij memiliki pengertian sama dengan makna mukhrij.

Baca lebih jelasnya : Perbedaan Rawahu, Akhrajahu, Kharrajahu, dan Dzakarahu.

8. Rawi atau Perawi

Pengertian rawi di sini bisa bermakna 2 macam :

Makna Pertama, misalnya di dalam sanad biasanya terkutib kalimat :

رُوِيَ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، رُوِيَ عَنْ عَائِشَةَ، رُوِيَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Mas'ud, diriwayatkan dari Siti Aisyah, diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Umar, dan lain-lainnya, maka rawi atau perawi di sini bermakna setiap orang yang membawa matan hadits yang ada di dalam sanad.

Begitu juga halnya jika disandarkan pada maqolah yang bukan merupakan hadits, baik berupa maqolah para waliyullah dan para ulama', misalnya dengan kalimat :

رُوِيَ عَنِ فُضَيْلِ ابْنِ عَيَاضٍ، رُوِيَ عَنْ حَسَنِ الْبَصْرِى، رُوِيَ عَنْ اِبْرَاهِيْمَ ابْنِ اَدْهَمَ

Diriwayatkan dari Fudlail bin Iyadl, diriwayatkan adri Syekh Hasan Al-Bashri, diriwayatkan dari Ibrahim bin Adham, dan lain sebagainya, maka rawi tersebut juga bermakna orang yang membawa kalimat maqolah.

Makna Kedua, misalnya setiap hadist sering kali diakhiri kalimat :

رَوَاهُ مُسْلِمٌ، رَوَاهُ الْبُخَارِى، اَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ، اَخْرَجَهُ الْبُخَارِى

Hadits riwayat Imam Muslim, hadist riwayat Imam Bukhari atau hadits dikeluarkan Imam Muslim, hadits dikeluarkan Imam Bukhari, dan lain sebagainya.


Mari kita cermati, sering kali hadist diakhiri kalimat "rawahu" atau "akhrajahu", meskipun kalimat "rawahu" lebih umum daripada "akhrajahu", namun setiap orang yang meriwayatkan dan mengeluarkan hadits tersebut pasti orang-orang mulia yang telah menyusun kitab-kitab hadits. Jadi, makna kedua ini, rawi atau perawi memiliki makna sama dengan mukhrij (poin ke 6 di atas).


Contoh Perbedaan Sanad, Matan, dan Rawi

Adapun untuk memudahkan pemahaman tentang ketiganya, maka di sini ada sebuah contoh, misalnya pada salah satu sabda Rasulullah SAW :

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُولُ اللّٰهُ اللّٰهُ - رَواه مسلم

"Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi pada seseorang yang (masih) mengucapkan, "Allah", "Allah"" [HR. Muslim].

Sanadnya adalah :

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ

Matannya adalah :

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُولُ اللّٰهُ اللّٰهُ

Rawi atau mukhrijnya adalah Imam muslim :

رَواه مسلم

Namun, jika dilihat definisi pertama rawi, maka Abdu bin Hamid, Abdur Razzaq, Ma'mar, Tsabit, dan Anas bin Malik juga termasuk perawi masing-masing dari jalan sanad.