Pengertian dan Contoh Hadits Mu'dhal

Salah satu haidts yang juga digolongkan ke dalam salah satu hadits dhaif adalah Hadits Mu'dhal. Nah untuk mengetahui penjelasan secara singkat, yang terkait pengertian dan contoh hadits mu'dhal maka berikut ini semoga bisa memberi sedikit manfaat


Pengertian Hadits Mu'dhal (الْحَدِيْثُ الْمُعْضَلُ)

Menurut bahasa, mu'dhal berasal dari kata a'dhala "اَعْضَلَ" yang memiliki arti menyusahkan atau menyulitkan.

Sedangkan menurut istilah, menurut Kitab Minhatul Mughits, Hadits Mu'dhal adalah :

ما سقط من سنده إثنان أو أكثر على التوالى سواء كان السقوط من أول السند أو من أثنائه أو من أخره

"Hadits yang di dalam sanadnya terdapat 2 orang rawi atau lebih yang gugur secara berturut-turut, baik gugurnya rawi itu di awal sanad, di tengah-tengahnya, maupun di akhirnya".

Seperti halnya pengertian menurut bahasa, hadits ini dikatakan hadits yang menyulitkan untuk dihubungkan sampai kepada Nabi SAW karena terputusnya atau gugurnya rawi dari sanad banyak sekali, di mana ada 2 rawi atau lebih yang gugur di dalam sanadnya, baik di awal, di tengah, maupun di akhir sanad.


Contoh Hadits Mu'dhal

Adapun salah satu contoh hadits mu'dhal, maka berikut ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Imam Malik :

لِلْمَمْلُوْكِ طَعَامُهُ وَكِسْوَتُهُ وَلَا يُكَلَّفُ مِنْ الْعَمَلِ إِلَّا مَا يُطِيْقُ

"Seorang budak itu berhak mendapatkan makan dan pakaian (dari tuannya) dan janganlah dia dibebani atas suatu pekerjaan melainkan sesuai dengan kemampuannya".

Imam Maliki meriwayatkan hadits tersebut langsung dari Sahabat Abu Hurairah ra. Jelas hal itu tidak mungkin terjadi, karena Imam Maliki termasuk seorang tabi'it tabi'in, sedangkan Abu Hurairah seorang sahabat Nabi SAW. Jadi, di dalam sanadnya ada beberapa rawi yang gugur dan terputus, kemugkinan ada 2 rawi yang terputus karena Imam Malik berasal dari golongan tabi'it tabi'in.

Nah, setelah dilakukan penelaahan hadits, ternyata sanad-sanad hadit tersebut ditemukan di dalam hadits riwayat Imam Muslim (HR. Muslim No. 3141). Hadits tersebut diriwayatkan dari Imam Muslim, dari Ibnu Wahab, dari Amru bin Al-Harits, dari Bukair bin Al-Asyaj, dari Muhammad bin Al-Ajlan, dari Sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW.

Lihat skema contoh Hadits Mu'dhal di bawah :


Kedudukan Hadits Mu'dhal

Sebenarnya, kedudukan Hadits Mu'dhal sebagai sumber, dasar, dan pedoman tergolong dhaif, bahkan kedhaifannya terlalu parah. Mengapa ? karena sulitnya menyambungkan sanad pada Nabi SAW akibat terputusnya 2 rawi atau lebih secara berturut-turut tanpa diketahui. Kedhaifan Hadits Mu'dhal jauh lebih parah dibandingkan dengan Hadits Muallaq dan Hadits Munqathi'. Jadi, menjadikannya sebagai dasar dan sumber hukum jelasnya ditolak.

Namun, ada beberapa pengecualian mengenai kedudukan Hadits Mu'dhal, jika ditemukan jalur sanad lain yang shahih dan bersambung sampai pada Nabi SAW, maka hadits mu'dhal tersebut bisa menjadi dasar dan pedoman karena dikuatkan dari jalur sanad lain yang shahih.

Dari banyaknya referensi yang saya cari, baik online maupun ofline, contoh hadits di atas merupakan Hadits Mu'dhal dari riwayat Imam Maliki, namun bisa dijadikan dasar dan pedoman karena dikuatkan dari jalur sanad shahih Imam Muslim. Hal ini juga mengingat bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tergolong hadits shahih.