Arti Kata Ustadz, Ustadzah, Asatidz dan Asatidzah

Arti Kata "Ustadz", "Ustadzah", "Asatidz" dan "Asatidzah"

Arti Kata Ustadz, Ustadzah, Asatidz dan Asatidzah - Kata "ustadz", "ustadzah", "asatidz" dan "asatidzah" merupakan kata-kata yang sering dipakai dalam beberapa forum pengajian, baik formal ataupun non-formal. Namun, sebenarnya ada beberapa perbedaaan dari semua kata di atas.

Sebelum membahas jauh tentang kata-kata "ustadz", "ustadzah", "asatidz" dan "asatidzah", maka tema pada posting ini saya ambil berdasarkan status akun facebook Abu Naveed Islamovic, yang sempat viral beberapa waktu lalu (maaf, status tersebut ternyata sudah di hapus).

Akun facebook Abu Naveed Islamovic mengunggah video dalam rangka mendukung pemasangan bendera tauhid di Garut. Dia bersama teman-temannya  (laki-laki) menggunakan kata "asatidzah" (para guru).

Namun, banyak netizen yang ramai membantah dan tak jarang pula yang menghujat kata "asatidzah". Para netizen sendiri mengatakan bahwa "asatidzah" adalah jamak (plural) dari kata "ustadz" untuk wanita.

Nah, setelah saya pikir-pikir, di dalam doa tahlilan sendiri menggunakan kalimat "Wa asatidzatina, wa asatidzati asatidzatina" (dan kepada gur-guru wanita kami, dan guru-guru wanita dari guru-guru wanita kami), lalu mana doa untuk guru-guru laki-lakinya "Wa asatidzina, wa asatidzi asatidzina" ?. Ada kejanggalan dari sini.

Dari situlah, saya mencoba mencari dan browsing yang kebanyakan situs menjelaskan bahwa kata "asatidz" berarti guru-guru laki-laki dan kata "asatidzah" adalah guru-guru wanita. Pada akhirnya, saya menemukan makna kata "ustadz", "ustadzah", "asatidz" dan "asatidzah" dari sumber yang terpercaya.


Arti dan Makna Kata "Ustadz", "Ustadzah", "Asatidz" dan "Asatidzah"

Adapun perbedaan arti dari keempat kata di atas, bisa dilihat pada Kamus Al-Ma'any Bahasa Arab dan Situs Wiktionary.

Baca sebelumnya : Cara Translate Arab ke Indonesia di Kamus Online Almaany.

Dari kedua situs terpercaya tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa :

1. Arti Kata "Ustadz"

Kata "ustadz" (اُسْتَاذٌ) memiliki arti guru laki-laki atau guru wanita.

Jadi, kata "ustadz" memiliki arti guru laki-laki, bisa juga bermakna guru wanita jika tidak diketahui guru tersebut laki-laki atau wanita. Adapun jika diketahui guru laki-laki, maka penggunaannya adalah dengan lafadz "ustadz" dan adapun diketahui guru wanita maka silahkan baca poin berikutnya.

2. Arti Kata "Ustadzah"

Sedangkan kata "ustadzah" (اُسْتَاذَØ©ٌ) hanya dikhusukan untuk wanita yaitu guru wanita.

3. Jamak Dari Kata "Ustadz"

Kata "ustadz" memiliki 3 jamak (plural) yang berarti sama yaitu para guru :

"ustadzun" (اُسْتَاذُÙˆْÙ†َ), "asatidz" (اَسَاتِÙŠْØ°ٌ), dan "asatidzah" (اَسَاتِØ°َØ©ٌ).

Jamak berarti plural atau banyak, maksudnya ketiga jamak tersebut bisa berarti guru-guru laki-laki atau guru-guru laki-laki dan wanita.

4. Jamak Wanita Dari Kata "Ustadz"

Adapun bentuk jamak wanita dari kata "ustadz" adalah "ustadzat" (Ø£ُسْتَاذَاتٌ) atau guru-guru wanita. Lafadz "ustadzat" hanya dikhususkan jika semua gurunya adalah wanita.

_________________

Catatan penting :

Arti kata terkait "ustadz" hanya dilihat dari makna bahasa Arab sebenarnya. Adapun jika penggunaannya ada sedikit perbedaan di kalangan masyarakat pada umumnya, maka selayaknya hal itu tidak perlu dibesar-besarkan atau saling menyalahkan, karena tujuan utama bahasa sehari-hari adalah agar saling memahami ucapan orang lain, bukan mengoreksi kalimat dalam setiap kata, kecuali dalam momen-momen tertentu, asalkan faham maka tidak perlu ada keributan.

Begitu pula posting ini bertujuan untuk membenarkan apa yang disangka oleh para netizen tentang arti kata "asatidzah" dari status Abu Naveed Islamovic.

Adapun mengenai masalah bendera tauhid, maka saya sendiri selaku warga Nahdliyyin sudah pasti menolak terkibarnya bendera itu, bukan karena bendera atau kalimat tauhid yang tertulis, tetapi karena benih-benih dan doktrin HTI yang berada di balik bendera tersebut.

Bagi kami, warga Nahdliyyin, mewujudkan kalimat tauhid itu dengan ucapan, diresapi di dalam hati, dan dilakukan dengan amal perbuatan, tidak cukup hanya dengan mengibarkan bendera bertuliskan tauhid saja.