Pengertian dan Contoh Hadits Matruk

Salah satu jenis hadits yang tingkat dan levelnya ada dalam golongan hadits dhaif adalah hadits matruk. Untuk itulah, di bawah seklumit penjelasan mengenai hadits matruk.


Pengertian Hadits Matruk (الْحَدِيْثُ الْمَتْرُوْكُ)

Menurut bahasa, matruk merupakan isim maf'ul dari lafadz "taraka" (تَرَكَ) yang berarti meninggalkan, sedangkan matruk sendiri berarti sesuatu yang ditinggalkan.

Sedangkan menurut istilah, seperti dalam Kitab Minhatul Mughits, Bab Hadits Matruk adalah sebagaimana demikian :

هُوَ مَا انْفَرَدَ بِهِ رُوَاتُهُمْ بِالْكَذِبِ لِمُخَالَفَةِ حَدِيْثِهِ الْقَوَاعِدَ الْمَعْلُوْمَةِ وَلَمْ يُرْوَ اِلَّا مِنْ جِهَّتِهِ

"Hadits matruk adalah hadits yang para rawinya secara individu melakukan kebohongan agar hadits itu bertentangan dengan kaidah-kaidah yang telah diketahui dan tidaklah diriwayatkan kecuali berasal dari dirinya rawi itu sendiri".

Tak hanya sampai pada definisi di atas saja, sebuah hadits dinilai matruk jika rawinya juga tergolong sebagai berikut ini :

  1. Rawi itu dikenal seorang yang suka berdusta di kalangan masyarakatnya, meskipun kebohongan itu tidak tampak di dalam riwayat-riwayat hadits lain
  2. Rawinya diduga sering melakukan kesalahan
  3. Rawinya diduga sering lupa
  4. Rawinya diduga sering melakukan perbuatan fasiq, meskipun ia meriwayatkan hadits dengan tanpa adanya kebohongan.


Contoh Hadits Matruk

Adapun contoh-contoh yang termasuk Hadits Matruk, sebagaimana di bawah ini :

Contoh Hadits Matruk Pertama :

حَدَّثَنَا يَعْقُوْبٌ ابْنُ سُفْيَانَ ابْنُ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ ابْنُ عِمْرَانَ، حَدَّثَنَا عِيْسَى ابْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيْمِ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ سَعْدِ ابْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَوْلَا النِّسَاءُ لَعُبِدَ اللّٰهُ حَقًّا

"Ya'qub bin Sufyan bin 'Ashim telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Imran telah menceritakan kepada kami, Isa bin Ziyad telah menceritakan kepada kami, Abdur Rochim bin Zaid telah menceritakan kepada kami, dari ayahnya (Zaid), dari Sa'd bin Musayyab, dari Umar bin Khattab berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika saja tidak ada wanita, maka Allah akan disembah dengan hak (hakekat ibadah)".

Mengenai hadits tersebut, Ibnu Ady menjelaskan bahwa ada 2 orang rawi di dalam sanadnya yang tergolong rawi yang matruk, yaitu Abdur Rochim dan ayahnya (Zaid).

Contoh Hadits Matruk Kedua

إِذَا اَسْرَرْتُ بِقِرَاءَتِيْ فَاقْرَؤُوْا مَعِيْ، وَإِذَا جَهَّرْتُ بِقِرَاءَتِيْ فَلَا يَقْرَأَنَّ مَعِيْ أَحَدٌ - أخرجه الدارقطني في السنن

"Ketika aku menyamarkan bacaanku, maka membacalah kalin bersamaku. Dan ketika aku mengeraskan bacaanku, maka sungguh jangan seorang pun yang menyertai bacaan bersamaku (HR. Daraquthni dalam Kitab Sunannya)".

Imam Daraquthni menjelaskan bahwa dalam riwayat hadits tersebut seorang rawi bernama Zakariyah Al-Waqar melakukan penyendirian, dan hadits itu tergolongan hadits munkar yang matruk.