Birrul Walidain, Adab dan Tata Krama Kepada Kedua Orangtua

Birrul Walidain, Adab dan Tata Krama Kepada Kedua Orangtua

Kedua orangtua adalah perantara Allah SWT dalam mewujudkan manusia, tanpa mereka berdua manusia tidak akan terlahir ke dunia. Mereka telah bersusah payah dalam melahirkan, membesarkan, dan mendidik dengan penuh kasih sayang.

Ibu telah mengandung kita selama 9 bulan sambil menahan banyaknya kesensaraan dalam masa-masa itu, kemudian dia melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawanya dan merawat dengan hangatnya kasih sayang setelah kita lahir. Sedangkan ayah, dia berusaha keras mengerahkan tenaga dan pikiran untuk memberi nafkah dan kebutuhan yang kita perlukan sehari-hari.

Dengan demikian, kita dituntut wajib untuk birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua) sebagai balasan akan besarnya jasa kedua orangtua. Adapun adab dan tata krama sebagai upaya birrul walidain, maka berikut ini ada beberapa poin yang bisa menjelaskannya :

1. Renungkan Betapa Besarnya Kasih Sayang Kedua Orangtua Kepada Kita

Pertama, cobalah sejenak untuk merenungkan dari lubuk hati dan berpikir dengan meluaskan pemikiran akan besarnya kasih sayang, jasa-jasa, dan jerih payah yang telah diberikan kedua orangtua kepada kita. Dengan demikian, hati kita akan tersadarkan bahwa apa yang telah mereka lakukan semata-mata adalah untuk kebahagiaan kita, sehingga mendorong hati untuk berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain).

Dan ingatlah, sebesar apapun balasan baik yang kita berikan kepada kedua orangtua, tak akan pernah menyamai besarnya kasih sayang yang telah mereka berikan kepada kita. Jadi, jangan sampai terlambat menyadari kasih sayang itu, jika tidak maka mungkin kita akan menyesalinya suatu saat nanti.

Baca juga : Kita Tak Sadar Betapa Besar Perjuangan dan Pengorbanan Orangtua.

2. Kedepankan Ridlo Kedua Orangtua

Pastikan kita melakukan hal-hal yang membuat ridlo kedua orangtua serta menghindari semua hal yang dapat menjadikan mereka berdua marah. Karena pada dasarnya, ridlo Allah SWT tergantung pada ridlo kedua orangtua dan murka Allah SWT tergantung pada murka kedua orangtua. Rasulullah SAW pernah bersabda :

رِضَا اللّٰهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطَ اللّٰهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ

"Ridlo Allah SWT ada di dalam ridlo kedua orangtua dan murka Allah SWT ada di dalam murka kedua orangtua".

3. Jangan Pernah Menyakiti Hati Kedua Orangtua

Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT menegaskan :

وَقَضٰى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia" (Al-Isra' : 23).

Dari ayat tersebut, kita bisa mengetahui bahwa birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua) adalah kewajiban bagi setiap insan. Tak hanya itu, ayat tersebut menjelaskan agar kita berkata dengan perkataan yang baik dan menghindari kata-kata "uffin".

Uffin adalah kata-kata sepele dan tidak berfaidah yang dapat menyinggung hati. Di antara kata-kata "uffin" adalah ah, aduh, hmm, mengecapkan bibir, dan lain-lainnya, yang mana kata-kata itu menunjukkan ekspresi keberatan atas perintah kedua orangtua dan menyinggung perasaan mereka.

Nah, dari ayat di atas, Allah SWT secara tegas melarang kita menyakiti hati kedua orangtua menggunakan kata "uffin" yang dianggap sepela, apalagi sampai melontarkan kata-kata keras dan kotor atau bahkan melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan.

Jadi kesimpulan utama dalam poin ini, adab dan tata krama sebagai bentuk upaya birrul walidain adalah tidak menyakiti hati mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan, di antaranya adalah :

  • Jangan melontarkan kata-kata yang menyinggung perasaan orangtua meskipun hanya kata-kata sepele, seperti "uffin".
  • Jangan membentak, melontarkan kata-kata dengan nada keras, apalagi kata-kata kotor kepada kedua orangtua
  • Berbicaralah dengan kedua orangtua dengan perkataan yang sopan dan menyenangkan
  • Jika kita orang Jawa, hendaklah berbicara kepada kedua orangtua dengan bahasa Krama Inggil, jangan gunakan bahasa Krama Ngoko.
  • Jangan memperpanjang perdebatan kepada kedua orangtua jika ada perbedaan pendapat
  • Jangan pernah menceritakan keburukan dan aib kedua orangtua kepada orang lain karena itu akan menyakiti hati mereka
  • Patuhi perintah kedua orangtua, jangan membantahnya kecuali perintah itu bertentangan dengan syariat agam Islam.
  • Jangan sampai memukul kedua orangtua, apalagi sampai berbuat buruk kepada mereka, karena itu adalah salah satu doa besar.

4. Jangan Turuti Keegoisan Diri Sendiri

Ada masa di mana mungkin akan terjadi perbedaan pendapat antara kita dan orangtua. Perbedaan pendapat bukan berarti kita membangkang kedua orangtua, ini pun tergantung situasi dan penyebabnya. Namun, hal yang paling baik adalah tidak memperpanjang masalah hanya karena keegoisan diri sendiri. Sebaliknya, hormati pendapat kedua orangtua dengan diam dan mendengarnya, diam juga bukan berarti kita harus memaksakan diri untuk sependapat.

5. Berusaha Untuk Membahagiakan Kedua Orangtua Semampunya

Mulai saat ini juga, pikirkan untuk membalas semua kebaikan orangtua dengan berusaha sekuatnya agar mampu membahagaikan kedua orangtua. Di antara upaya yang menunjukkan niat membahagiakan kedua orangtua antara lain :

  • Membantu kedua orangtua tanpa harus diminta
  • Belajar dengan giat untuk memenuhi harapan kedua orangtua
  • Jika kita sudah bekerja, maka sisipkanlah sebagian uang untuk diberikan kepada kedua orangtua
  • Jika kita sudah berumah tangga sendiri, maka sering-seringlah berkunjung kepada kedua orangtua, karena hati orangtua akan sangat senang jika anaknya mau mengingat mereka dan mau menemani mereka kala masa-masa tua.

6. Bersikap Tawadlu' dan Sopan Santun di Hadapan Kedua Orangtua

Adab dan tata krama selanjutnya adalah senantiasa bersikap tawadlu' (rendah diri) dan sopan santun kepada kedua orangtua. Adapun sikap tawadlu' dan sopan santun kepada kedua orangtua di antaranya adalah :

  • Berkata dengan perkataan yang bai dan lemah lembut (lihat pada poin-poin ke-3 di atas).
  • Berjalan di depan orangtua dengan keadaan merendahkan diri, jangan menyelonong apalagi sampai berlari di depan orangtua kecuali karena keadaan memaksa
  • Jika orangtua duduk di bawah hendaklah jangan duduk di atas, tapi ikutlah duduk di bawah pula
  • Jika kita ingin mencium tangan kedua orangtua, maka tundukkan badan kita untuk mencium tangannya, jangan mengangkat tangan mereka sedangkan badan kita tidak mau menunduk. Demikian itu bukanlah sikap tawadlu' dan sopan santun
  • Sesekali bolehlah bercanda dan bergurau dengan kedua orangtua untuk menguatkan keharmonisan antara ikatan anak dan orangtua.

7. Ingatlah, Hukum Karma Itu Berlaku di Dunia

Penting untuk diperhatikan pada poin ini, bahwa hukum karma selalu berlaku di dunia. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda :

بِرُّوْا اٰبَاءَكُمْ تَبِرُّكُمْ اَبْنَآءُكُمْ وَعِفُّوْا تَعِفَّ نِسَآءُكُمْ

Berbuat baiklah kalian kepada ayah-ayah (juga ibu) kalian, maka anak-anak kalian akan berbuat baik kepada kalian. Jagalah diri kalian (dari zina dengan wanita), maka wanita-wanita kalian akan menjaga diri (dari zina dengan laki-laki)".

Dari hadits tersebut, maka jelaslah bahwa jika kita berbuat baik kepada kedua orangtua maka suatu saat nanti anak-anak kita pun akan berbuat baik kepada kita. Sebaliknya, jika kita membangkang kepada kedua orangtua, maka suatu saat nanti anak-anak kita akan membangkan kepada kita. Inilah yang disebut sebagai hukum karma.

8. Ibu Harus Didahulukan Daripada Ayah

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada ibu melebihi ayah. Hal ini dikarenakan penderitaan seorang ibu melebihi apa yang diderita seorang ayah, kasih sayang seorang ibu lebih besar daripada kasih sayang seorang ayah. Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda :

بِرُّ الْوَالِدَةِ عَلَى الْوَلَدِ ضِعْفَانِ

"Berbuat baik kepada ibu yang dilakukan anak adalah 2 kali lipat pahalanya (daripada kepada ayah)"

Baca juga : Ibu, Kau Selalu Saja Menutupi Kebohongan Dengan Senyummu.

9. Senantiasa Mendoakan Kedua Orangtua

Jangan lupa untuk selalu berdoa kepada kedua orangtua, baik mereka masih hidup ataupun dudah menginggal dunia. Adapun doa umum yang dibaca untuk kedua orangtua adalah sebagai berikut ini :

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا

"Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka telah mendidikku (dengan penuh kasih sayang) di waktu kecil".

10. Jadilah Pribadi Yang Bertaqwa kepada Allah SWT

Jadilah pribadi yang taat kepada Allah SWT, baik, dan berakhlaq mulia, karena hal ini akan sangat berguna bagi orangtua, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Hakekatnya, ketaqwaan seorang anak kepada Allah SWT akan mengangkat derajat kedua orangtua kelak di akhirat.

11. Mensyukuri Nikmat Allah SWT

Yang terakhir adalah senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karena telah dilahirkan melalui perantara kedua orangtua. Demikian pula, salah satu cara bersyukur adalah menerima keadaan kedua orangtua seadaanya. Jangan pernah malu apapun keadaan, pekerjaan (halal), dan tempat tinggal kedua orangtua, karena merekalah orang tua kita, yang telah bersusah payah membesarkan dan mendidik kita sejak kecil.