Inilah Dampak Buruk Akibat Perlakuan Keras Orangtua Pada Anak

Inilah Dampak Buruk Akibat Perlakuan Keras Orangtua Kepada Anak

Pernahkan kamu membentak atau memaki anak kamu ? Atau pernahkan kamu dibentak dan dimaki oleh orang tua kamu ?. Didikan keras bukanlah cara yang baik untuk menanam mental maupun kepribadian kuat pada anak. Memberikan hukuman setelah anak melakukan kesalahan sepele, memaki ketika anak melakukan kelalaian, memberikan batasan bermain sangat sempit pada anak, dan lainnya, demikian ini merupakan salah satu bentuk perlakuan keras terhadap anak.

Ya, didikan keras seperti itu memang sering dipraktekkan oleh orangtua pada zaman dulu. Memang, mendidik anak dengan perlakuan keras merupakan bentuk pengajaran orangtua pada anak untuk disiplin, bertanggung jawab, melatih mental, dan lain sebagainya.

Tetapi berbeda dengan zaman sekarang, perkembangan zaman telah mempengaruhi pola pikir anak. Fakta umumnya, memperlakukan anak dengan didikan keras akan mempengaruhi kondisi psikologis anak. Untuk itu, berhentilah membentak, memaki, dan menyudutkan anak karena ada beberapa dampak buruk akibat pendidikan keras orangtua kepada anak sebagai berikut :

1. Anak Menjadi Minder dan Kurang Percaya Diri

Percayalah, membentak, memaki, dan memarahi anak saat ia melakukan kesalahan sama halnya dengan membunuh karakternya. Hal yang semestinya dilakukan adalah menunjukkan dan membenarkan kesalahannya dengan lembut agar anak benar-benar tahu kasih sayang dan perhatian orangtuanya.

Minder dan kurang percaya diri adalah akibat buruk karena anak seing diperlakukan kurang baik oleh orangtua. Bahkan ketika di sekolah, anak masih kurang percaya diri untuk menjawab soal karena takut akan berbuat salah dan dimarahi guru.

2. Anak Memiliki Kepribadian Yang Tertutup

Berkaca dari perasaan takut mendapat hukuman dari orangtua, setiap kali anak mendapati masalah, ia menyimpan beban itu seorang diri tanpa memberitahu orangtua. Ya, lagi-lagi ia juga takut bahwa orangtuanya akan menyalahkannya, kepribadian tertutup ini bisa saja berlanjut sampai ia dewasa.

3. Watak Keras Meniru Gaya Orangtua

Secara tidak disadari, perlakukan keras orangtua pada anak bisa saja tidak mampu memberikan pelajaran kepada anak untuk bersikap bijaksana, apalagi karakter anak memang cenderung lugu dan mudah down. Seharusnya orangtua lebih memahami dan mengetahui watak dan karakter anak-anak mereka, sehingga mereka dapat memberikan pelajaran atas kesalahan anak sesuai dengan watak dan karakter masing-masing. 

Malah sebaliknya, ia menjadi anak yang berwatak keras seperti halnya dengan orangtuanya. Ini seperti mudah emosi, sering marah, menyimpan dendam, dan lain sebagainya, bahkan watak seperti ini juga akan terbawa pada pergaulan sehari-hari.

4. Terjadi Pemberontakan Saat Dewasa

Tak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan anak akan merasa tertekan dan menyimpan rasa sakit akibat perlakuan keras orangtua padanya. Setelah anak beranjak cukup dewasa, ia tahu bahwa perlakuan orangtua padanya kurang bijaksana. Bahkan tak jarang, anak menyimpan kenangan buruk dan rasa sakit yang membekas di masa lalu. Sehingga, suatu saat anak akan memberontak kepada orangtua saat ia sudah dewasa, misalnya terjadi membangkang, menantang, dan keras kepala.

5. Memungkinkan Terlibat Kenakalan Remaja

Akibat perlakuan keras orang tua, tentu saja jiwa anak merasa tertekan, takut, dan tidak bebas. Namun, jika suatu saat ia sudah mandiri, keinginan untuk bebas bisa saja menjadi pelampiasaan atas tekanan di masa kecilnya. Dan hal yang sangat dikhawatirkan saat jiwa bebas itu tidak terkedali adalah bisa saja ia bergaul dengan teman-teman yang buruk, berfoya-foya, bahkan sampai melakukan tindakan di luar batas moral sosial.

Baca lebih lanjut : 8 Faktor Utama Penyebab Kenakalan Masa Remaja.