Peran Pondok Pesantren Dalam Mendidik Akhlak dan Moral

Peran Pondok Pesantren Dalam Mendidik Akhlak dan Moral

Pondok pesantren adalah pendidikan paling tua peninggalan para ulama dan para wali zaman dulu di Indonesia, keberadaaannya pun masih tetap eksis hingga saat ini, bahkan semakin dikembangkan mengingat kemajuan peradaban manusia yang semakin maju.

Pondok pesantren adalah tempat untuk mempelajari kajian-kajian ilmu-ilmu syariat dan spriritual agama islam. Tujuannya adalah untuk mencetak santri-santri sebagai insan yang memiliki kepribadian kuat dalam keyakinan kepada Allah SWT yang Maha Esa, taat sebagai hamba-Nya, memegang teguh ajaran dan syariat Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya, serta meneruskan perjuangan beliau, para ulama’, dan para kyai untuk mempertahankan dan mengembangkan syariat islam.

Namun, tujuan pondok pesantren tidak hanya sebatas itu, pondok pesantren juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik akhlak dan moral generasi muda bangsa Indonesia. Para santri disuapi dengan berbagai macam pembelajaran tentang pentingnya nilai-nilai akhlakul karimah dan moral yang baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.

1. Pondok Pesantren Tak Hentinya Mengajarkan Kajian Aqidah dan Akhlak

Pondok pesantren tidak hanya mengajarkan tentang tartil dan tilawah Al-Qur’an, tetapi juga pengkajian kitab-kitab kuning yang berisi ilmu-ilmu fiqih dan syariat, aqidah, dan akhlak. Dan tentu saja hal ini diharapkan agar santri menjadi insan yang memiliki pondasi kuat, baik dalam syariat, keyakinan kepada Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya, berakhlakul karimah, dan bermoral tinggi.

2. Pondok Pesantren Mengajarkan Budaya Ta’dhim Kepada Kyai dan Ustadz

Budaya pondok pesantren begitu indah untuk dipandang dan dirasakan, para santri memiliki ta’dhim, kepatuhan, dan kesopanan yang besar kepada kyai, ustadz, dan pengurus pondok pesantren. Para santri dengan perasaan ikhlas dan bahagia melakukan pekerjaan yang diperintahkan kyai dan ustadz, para santri berdiam diri dan menundukkan kepala saat kyai dan ustadz lewat di hadapan mereka, para santri berebut untuk mengatur posisi sandal kyai dan ustadz, dan lain sebagainya. Budaya baik ini bertujuan agar mereka mendapatkan berkah dan ilmu yang bermanfaat, karena seperti itulah adab seorang murid kepada gurunya.

3. Pendidikan Pondok Pesantren Dilaksanakan Secara Full Time

Bisa dibilang bahwa pendidikan di pondok pesantren dilaksanakan secara full time, seolah tak ada waktu kecuali untuk belajar dan mengaji. Bagaimana tidak ? dimulai sebelum datangnya waktu subuh santri sudah dibangunkan untuk melaksanakan sholat tahajjud berjama’ah, kemudian disusul melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Setelah melaksanakan sholat subuh, mereka mulai mengaji kitab kuning hingga waktu matahari terbit dan kemudian melakukan sarapan. Setelah sarapan, mereka mengantri mandi dan kemudian pergi ke sekolah. Hanya ada sedikit waktu untuk beristirahat sepulang sekolah, kemudian mereka sholat ashar lalu berangkat mengaji kitab kuning.

Bahkan setelah melaksanakan jama’ah maghrib, mereka mengaji Al-Qur’an kemudian melaksanakan sholat Isya; berjama’ah. Setelah itu, masih ada lagi pengkajian diniyah hingga waktu tidur pun datang. Ini terus berulang setiap hari, dan hanya ada celah waktu hari jum’at ebagai hari libur.

4. Pondok Pesantren Mengajarkan Kedisiplinan Diri

Berdasarkan jadwal kegiatan pondok pesantren yang begitu padat, tentu saja hal itu memberikan pengajaran kepada santri agar tertanam sikap disiplin dalam diri. Selain itu juga untuk mengajarkan kepada santri agar lebih menghargai waktu tanpa menyia-nyiakannya.

5. Pondok Pesantren Mengajarkan Mandiri

Belajar di pondok pesantren sama halnya dengan belajar untuk hidup mandiri, di mana santri jauh dari orangtua. Mereka berusaha untuk beradaptasi dan mengatur waktu sebaik mungkin tanpa ketergantungan orangtua, mencuci pakaian, bersabar saat kiriman uang mulai habis, dan lain sebagainya.

6. Pondok Pesantren Mengajarkan Tanggung Jawab

Pondok pesantren juga mengajarkan kepada santri untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah diperbuat. Untuk itulah ada sebuah hukuman bagi santri yang lalai atau melakukan pelanggaran aturan pondok pesantren yang disebut dengan “ta’zir”.

Selain itu, santri juga dituntut untuk bertanggung jawab atas kepercayaan orangtua memasrahkan mereka kepada pondok pesantren, yaitu dengan belajar dan berusaha untuk memenuhi harapan orangtua sebagai anak yang sholeh dan taat beragama.

7. Pondok Pesantren Mengajarkan Santri Untuk Sabar

Banyaknya santri dalam pondok pesantren tentu saja terkadang menghambat beberapa aktivitas santri, seperti mengantri ke kamar mandi, mengantri untuk mengambil jatah makan, dan terkadang sampai tidur berdesak-desakan. Dari sinilah konsep kesabaran menjadi pembelajaran penting yang ditanamkan pada diri santri.

8. Pergaulan Sesama Santri Menjadi Pembelajaran Penting Mengenai Pergaulan Sosial

Tentunya, ada banyak karakter yaang berbeda dari masing-masing santri, pemarah, pemalu, pemalas, giat, suka membantu, humoris, pendiam, dan lain sebagainya. Keberagaman karakter santri tersebut menjadikan warna dalam mengisi pergaulan sesama santri, sehingga setiap santri mampu belajar bagaimana untuk bergaul dengan baik serta mengambil pelajaran dari setiap karakter santri lainnya.

9. Larangan Bagi Santri Untuk Membawa Alat-alat Elektronik

Salah satu produk kemajuan peradaban manusia saat ini adalah handphone, laptop, dan internet, di mana ketiganya memiliki peluang besar untuk menyebarkan budaya-budaya luar yang bisa merusak akhlaq dan moral serta menurunkan motivasi belajar. Untuk itulah larangan bagi santri untuk membawa alat-alat elektronik diberlakukan demi mencegah terjadinya hal-hal seperti di atas.

10. Doa Kyai dan Ustadz Senantiasa Mengiringi Para Santri

Setiap hari, tak henti-hentinya kyai dan ustadz mendoakan santri agar mereka mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat, menjadi insan yang berakhlakul karimah dan bermoral baik, sukses di dunia dan akhiratnya, dan meneruskan perjuangan islam. Iringan doa tiada henti inilah yang didengar oleh Allah SWT, sehingga tak heran banyak santri yang memiliki akhlakul karimah dan meneruskan perjuangan kyai untuk mempertahankan serta mengembangkan ajaran islam.

Baca juga : Peran Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Era Globalisasi.