Peran Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Peran Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan islam paling ideal untuk memupuk jiwa islamisme pada umat islam. Pengaruh pondok pesantren dalam hal ini tentu saja sangatlah besar dan jauh berbeda dibanding pendidikan islam di pendidikan formal atau nonformal lainnya.

Keidealan pondok pesantren sebagai pendidikan yang mendoktrin jiwa islamisme ini bisa diketahui melalui indahnya kehidupan pesantren yang penuh perdamaian, budaya para santri mengaji, tawadlu’ kepada ustadz dan kyai, disiplin, interaksi santri terhadap santri lainnya, ajaran suci dari kitab-kitab kuning, dan doktrin islamisme terkait aqidah dan akhlak.

Baca juga : Peran Pondok Pesantren Dalam Mendidik Akhlaq dan Moral.

Tentu saja semua hal itulah yang dibutuhkan untuk memperkuat pondasi keislaman dan keimanan dalam diri serta menjaga keutuhan islam dalam berbagsa dan bernegara secara umumnya sesuai dengan visi dan misi pondok pesantren sendiri, apalagi dalam era globalisasi yang serba modern ini.

Pengaruh pentingnya pondok pesantren bagi jayanya kehidupan islam, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang berjiwa pondok pesantren, misalkan para santri, para alumni pondok pesantren, para kyai, dan beberapa orang yang peduli dengan perkembangan pondok pesantren.

Ini artinya, orang-orang yang memang belum pernah merasakan kehidupan pesantren, mungkin hanya bisa menebak tanpa mengetahui lebih dalam bagaimana pengaruh pondok pesantren dalam dunia islam. Bahkan sebagian orang berprasangka buruk akan keberadaan pondok pesantren yang dianggap sebagai ancaman, tentu saja pemikiran seperti itu salah fatal karena mereka hanya melihat dari gambaran tekstual di media tanpa mengetahui dan menyadari sendiri bagaimana kehidupan pesantren sebenarnya yang penuh dengan perdamaian.


Peran Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Nah, terlepas dari pembahasan di atas, mari kita kembali pada topik semula. Sekarang ini, pondok pesantren dihadapkan pada tantangan yang lebih besar, karena mau tidak mau kemajuan era globalisasi ini membawa pengaruh besar dalam dunia islam, di mana serangan budaya luar telah menyebar dan merata di kalangan masyarakat islam.

Ya, kemajuan teknologi memang sangat membantu upaya manusia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi di sisi lain, kemajuan tersebut bisa saja menjadi lingkaran yang menjerumuskan. Oleh sebab itu, demi menjawab tantangan ini, pondok pesantren diharapkan mampu memaksimalkan perannya lagi tanpa harus melepas visi dan misi sebenarnya :

1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Pesantren

Sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang penting untuk ditingkatkan dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Tentu saja karena kemudahan yang dinikmati manusia saat ini adalah hasil dari kemajuan teknologi, sehingga mau tidak mau mereka harus terlibat.

Meningkatkan sumber daya manusia ini diharapkan agar warga pesantren seperti kyai, ustadz, dan santri, tidak ketinggalan zaman alias gaptek. Untuk itu, pondok pesantren harus berpikir bebas, terbuka, dan bijaksana dalam menyikapi hal ini. Adapun upaya peningkatan SDM pesantren bisa dilakukan dengan beberapa pembelajaran ekstra seperti berikut :

  • Pembelajaran bahasa internasional
  • Pembelajaran ilmu sains
  • Pembelajaran IT komputer, dan lain sebagainya.

2. Tetap Berpegang Teguh Pada Visi dan Misi Pesantren

Keterbukaan pondok pesantren untuk merangkul beberapa budaya yang dinilai baik dan ilmu-ilmu duniawi memang dirasa cukup penting, tetapi ia harus tetap berpegang teguh pada visi dan misi utama, yaitu memperkuat pondasi ketauhidan kepada Allah dan mencetak generasi berakhlakul karimah.

3. Menyeimbangkan Ilmu Ukhrowi dan Ilmu Duniawi

Berkaca dari kedua point di atas, peran pondok pesantren selanjutnya adalah menyeimbangkan ilmu ukhrowi dan ilmu duniawi. Keduanya penting untuk menjalani kehidupan sebagai seorang muslim, karena tanpa keselarasan pada keduanya, maka generasi pondok pesantren akan jauh dari kualitas baik, seperti halnya Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadits beliau :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الْأٓخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

Barang siapa menghendaki urusan dunia, maka hendaklah didasari dengan ilmu (dunia). Dan barang siapa menghendaki urusan akhirat, maka hendaklah didasari dengan ilmu (akhirat). Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka hendaklah didasari dengan ilmu (dunia dan akhirat)".

Seperti halnya juga dawuh dari para kyai terdahulu :

Wong seng iso ilmu akhirat tok, iku ibarat wong seng pincang. Wong seng iso ilmu dunyo tok, iku ibarat wong seng picek

Orang yang hanya bisa ilmu akhirat saja, ibarat orang yang pincang. Sedangkan orang yang hanya bisa ilmu dunia saja, ibarat orang yang buta”.

4. Pondok Pesantren Perlu Mengembangkan Pola Pikir Lebih Kritis

Point ke-empat ini dimaksudkan agar pendidikan di pondok pesantren tidak hanya fanatik terhadap hukum dan ketentuan pada kitab-kitab kuning dan pendapat ulama’ salaf saja, tetapi harus ada pemikiran untuk memadukan antara hukum salaf dan kondisi pada zaman sekarang. Dalam sebuah kaidah fiqih dijelaskan sebagaimana berikut ini :

الحُكْمُ يَدُوْرُ مَعَ عِلَّتِهِ وُجُوْدًا وَعَدَمًا

Hukum itu berputar bersama ilatnya, ada dan tidaknya illat itu

Dengan memadukan hukum salaf dan kondisi pada zama modern ini, maka pola pikir warga pondok pesantren akan cenderung lebih kritis dan dinamis, sehingga mereka mampu mengambil keputusan bijaksana dalam menanggapi masalah-masalah baru di zaman yang serba modern ini, menyaring serta membedakan mana budaya yang baik atau buruk, dan berjalan lurus sesuai dengan arus zaman tanpa harus keluar dari garis syariat.