Gambaran Liwa'ul Hamd, Panji Nabi SAW di Hari Kiamat


Dalam beberapa riwayat dan maqolah, bahwa pada hari kiamat nanti, Rasulullah SAW akan membawa sebuah panji yang disebut sebagai "liwa'ul hamd". Lalu apa itu "liwa'ul hamd" ?

Rasulullah SAW bersabda :
أَنَا حَبِيبُ اللّٰهِ وَمَعِيْ لِوَاءُ الْحَمْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Aku adalah kekasih Allah SWT dan liwa'ul hamdi (panji pujian) ada bersamaku di hari kiamat" (HR. Ad-Darimi . No. 54).

Rasulullah juga bersabda pada hadits yang lain :
وَأَنَا أَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ وَلَا فَخْرَ وَلِوَاءُ الْحَمْدِ بِيَدِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ
"Aku adalah orang pertama yang memberi syafa'at dan dimintai syafa'at dan tidak sombong. Liwa'ul Hamd (panji pujian) ada di tanganku pada hari Kiamat dan tidak sombong" (HR. Ibnu Majah No. 4298).

Liwa'ul Hamd Menurut Para Ulama'
Dari hadits di atas, kepastian bahwa Nabi SAW membawa liwaul hamd (panji pujian) sudah jelas kebenarannya. Namun, para ulama' sendiri tidak mengetahui secara pasti bagaimana hakekat dan bentuk liwa'ul hamd, hanya Allah SWT dan rasul pilihan-Nya yang mengetahui hakekat dan bentuknya.

Memang, ada beberapa riwayat yang menjelaskan singkat mengenai bentuk "liwaul hamd" (panji pujian) pada hari kiamat sebagaimana hadits yang diuraikan di bawah nanti. Namun, sebelumnya ada hal penting yang harus diketahui mengenai riwayat hadits di bawah, seperti halnya yang dikatakan oleh Syekh Al-Hafidz Qathbuddin Al-Halimi dan Syekh Al-Muhibbu bin Al-Hammam, bahwa riwayat tersebut merupakan Hadits Maudlu' (hadits palsu).

Kendatipun demikian, meskipun riwayat di bawah dikatakan sebagai Hadits Maudlu', tetapi kita bisa mengambilnya sebagai wacana pengetahuan, dalam tanda kutip bahwa hakekat kebenarannya hanya diketahui oleh Allah SWT. Kita pun tidak boleh dengan mudahnya menyalahkan riwayat tersebut bahwa apa yang digambarkan mengenai "liwaul hamd" (panji pujian) adalah 100 % salah atau palsu, karena kita sendiri tidak memiliki ilmu untuk mengetahuinya, bisa jadi benar atau bisa jadi salah, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.

Riwayat Yang Menjelaskan Mengenai Liwa'ul Hamd
Rasulullah SAW pernah ditanyai mengenai liwa'ul hamd (panji pujian) tentang lebar, dan panjangnya. Lalu Beliau menjawab sebagai berikut :
  • Panjangnya seperti perjalanan 1.000 tahun, tertulis di atasnya kalimat tauhid "la ilaha illallah muhammadur rasululah
  • Lebarnya seperti jarak antara langit dan bumi. 
  • Gigi-giginya dari batu yaqut merah dan pegangannya dari emas putih dan batu zamrud hijau.
  • Liwa'ul hamd (panji pujian) itu memiliki tiga ekor (umbul-umbul) yang terlihat seperti cahaya. Ketiga ekor (umbul-umbul) masing-masing berada timur, di tengah dunia, dan di barat.
  • Tertulis di dalamnya 3 baris kalimat, pertama kalimat basmallah "bismillahir rohmanir rohim", kedua kalimat hamdallah "alhamdulillahi robbil 'alamin", dan ketiga kalimat tauhid "la ilaha illallah muhammadur rasululah".
  • Panjang setiap baris seperti perjalanan 1.000 tahun. Ada 70.000 panji di sekitar liwa'ul hamd (panji pujian), di bawah setiap panji ada 70.000 baris malaikat, dan setiap baris terdiri dari 500.000 malaikat yang senantiasa membaca tasbih dan mennsucikan Allah SWT.
Dalam riwayat yang lain, Syekh Al-Jaryani mengatakan tentang makna sabda Nabi SAW, "liwa'ul hamdi (panji pujian) ada di tanganku (tangan Nabi SAW)", yaitu ketika hari kiamat telah ditegakkan, liwa'ul hamd (panji pujian) dikibarkan di hadapan Nabi SAW. Semua orang mukmin mulai dari keturunan Nabi Adam as sampai orang terakhir yang lahir di hari kiamat, berada di bawah panji Nabi SAW. Sedangkan orang-orang kafir berada dalam istirahat karena belum digiring ke neraka selama liwa'ul hamdi (panji pujian) dikibarkan. Nah, baru ketika liwa'ul hamdi (panji pujian) dipindahkan, maka pada waktu itu semua orang kafir mulai digiring ke nereka.

Panji Selain Liwa'ul Hamd di Hari Kiamat
Dalam riwayat lain, dijelaskan juga mengenai panji-panji para sahabat selain liwa'ul hamdi (panji pujian) di hari kiamat, di antaranya adalah :
  • Liwa'us shidqi (panji kejujuran) untuk Sahabat Abu Bakar ra. Setiap orang yang jujur dan senantiasa berkata sesuai fakta berada di bawah panjinya. 
  • Liwaul fuqaha' (panji ahli fiqih) untuk Sahabat Muadz bin Jabal ra. Setiap orang yang ahli fiqih berada di bawah panjinya. 
  • Liwa'uz zuhdi (panji kezuhudan) untuk Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari ra. Setiap orang yang zuhud dan orang yang meninggalkan dunia karena akhiratnya berada di bawah panjinya. 
  • Liwa'us sakhowah (panji kedermawanan) untuk Sahabat Utsman bin Affan ra. Setiap orang yang dermawan, suka memberi, dan suka bershadaqah berada di bawah panjinya. 
  • Liwa'us syuhada' (panji syuhada') untuk Sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Setiap orang yang gugur mati syahid berada di bawah panjinya. 
  • Liwa'ul qurra'  (panji bacaan Al-Qur'an) untuk Sahabat Ubay bin Ka'ab ra. Setiap orang yang senantiasa beristiqomah membaca Al-Qur'an berada di bawah panjinya. 
  • Liwa'ul muaddzin (panji tukang adzan) untuk sahabat Bilal bin Rabah ra. Setiap orang yang mampu beristiqomah mengumandangkan adzan berada di bawah panjinya. 
  • Liwaul maqtul dhulman (panji orang-orang yang terbunuh karena teraniyaya) untuk Husain bin Ali ra. Setiap orang yang meninggal terbunuh karena teraniyaya ada di bawah panjinya. 
Demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
يَوْمَ نَدْعُوْ كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ
"Hari di mana kami memanggil setiap manusia dengan pemimpin mereka" (Al-Isra : 71).

Wa'llahu a'lam bis showab.

Sumber : Kitab Daqoiqul Akhbar, Bab 28.
Penulis : Imam Abdur Rochim bin Ahmad Al-Qadli.