Kaidah I'lal 2 Dalam Kitab Qawaidul I'lal
Seperti halnya kaidah i'lal yang pertama sebelumnya, maka kaidah i'lal yang kedua ini juga diambil dari Kitab Qawaidul I'lal, yaitu sebuah kitab kecil karya kyai Indonesia yang sudah biasa dikaji di beberapa pondok pesantren sebagai dasaran dalam mempelajari ilmu nahwu shorof. Kamu bisa melihat dan mendownload kitabnya sebagaimana sudah disiapkan di dalam link di bawah ini :
Kunjungi : Download Kitab Qawaidul I'lal dan Terjemah Lengkap.
Kaidah I'lal Yang Kedua, Lafadz Yaqumu Asalnya Yaqwumu
Adapun kaidah i'lal yang kedua, maka telah dirumuskan di dalam kitab yang telah disebutkan di atas, sebagaimana berikut kalimatnya :
اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ عَيْنًا مُتَحَرِّكَةً مِنْ اَجْوَفٍ وَكَانَ مَا قَبْلَهُمَا سَاكِنًا صَحِيْحًا، نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا اِلَى مَا قَبْلَهُمَا، نَحْوُ يَقُوْمُ وَيَبِيْعُ اَصْلُهُمَا يَقْوُمُ وَيَبْيِعُ
Artinya :
Tatkala ada huruf wawu dan huruf ya' jatuh pada ain fi'il yang berharakat dari bina' ajwaf, dan huruf sebelum keduanya berupa huruf mati yang berbina' shahih, maka dipindah keharakat keduanya pada huruf sebelum keduanya, contoh "يَقُوْمُ" dan "يَبِيْعُ" asalnya adalah "يَقْوُمُ" dan "يَبْيِعُ".
Penjelasan :
Dari kaidah yang telah disebutkan di atas beserta terjemahnya, maka ada kreteria yang perlu diketahui dalam kaidah i'lal yang kedua ini :
- Ada huruf wawu atau huruf ya' yang jatuh pada ain fi'il di bina' ajwaf. Bina' ajwaf sendiri adalah bina' yang mana ain fi'ilnya berupa huruf wawu (ajwaf wawi) atau huruf ya' (ajwaf ya'i).
- Huruf wawu atau ya' tersebut harus berharakat. Maksudnya berharakat di sini adalah harakat yang hidup seperti fathah, kasrah, dan dlommah, bukan harakat mati (sukun) dan juga bukan tasydid.
- Huruf yang jatuh pada fa' fi'ilnya (huruf sebelum ya' atau wawu) harus berupa huruf mati atau berharakat sukun
- Huruf yang jatuh pada fa' fi'ilnya (huruf sebelum ya' atau wawu) harus berupa huruf shahih. Artinya bukan berupa huruf illat (أ، و، ي) dan tidak sesama jenis dengan huruf ain fi'ilnya.
Contohnya adalah :
يَقْوُمُ - يَبْيِعُ
Nah, jika sudah memenuhi keempat kreteria di atas, maka harakat huruf wawu atau huruf ya' harus ditukar pada harakat huruf sebelumnya, sehingga berubah menjadi :
يَقُوْمُ - يَبِيْعُ
Contoh Lain :
Adapun contoh-contoh lain yang termasuk dalam kaidah i'lal kedua di atas, maka bisa dilihat berdasarkan contoh-contoh di dalam tabel di bawah ini :
Lafadz Asli (و)
|
Lafadz I'lal (و)
|
Lafadz Asli (ي)
|
Lafadz I'lal (ي)
|
---|---|---|---|
يَقْوُلُ
|
يَقُوْلُ |
يَصْيِرُ
|
يَصِيْرُ |
يَصْوُنُ
|
يَصُوْنُ |
يَسْيِرُ
|
يَسِيْرُ |
يَدْوُمُ
|
يَدُوْمُ |
يَغْيِبُ
|
يَغِيْبُ |
يَكْوُنُ
|
يَكُوْنُ |
يَضْيِعُ
|
يَضِيْعُ |
يَصْوُمُ
|
يَصُوْمُ |
يَضْيِقُ
|
يَضِيْقُ |
Demikian penjelasan singkat tentang kaidah i'lal yang kedua sebagaimana dalam Kitab Qawaidul I'lal. Untuk mempelajari lebih lanjut, maka silahkan dikembangkan sendiri dari contoh-contoh kalimat yang sudah diulas di atas, semoga dapat memberi manfaat.