Kisah Ali bin Abi Thalib Masuk Agama Islam

Kisah Ali bin Abi Thalib Masuk Agama Islam.

PelangiBlog.Com – Ali bin Abi Thalib sahabat Rosulullah SAW yang juga tergolong sebagai salah satu “Khulafaur Rasyidin” dan menggantikan khalifah sesudah Usman bin Affan. Beliau dikenal sebagai sahabat yang zuhud (lebih mementingkan ukhrawi daripada duniawi), kehidupan yag serba kekurangan dan miskin, tetapi memiliki kecerdasan luar biasa, bahkan dijuluki oleh Rosulullah SAW sebagai “babul ilmi” atau “pintunya ilmu”.

Baca juga : "Babul Ilmi", Kisah Ali bin Abi Thalib Menjawab 10 Pertanyaan Orang Khawarij.

Status Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib bukan hanya sahabat sekaligus pembela perjuangan Rosulullah SAW, tetapi juga merupakan sepupu Rosulullah SAW dari Bani Hasyim. Silsilah Ali bin Abi dan silsilah Rosulullah SAW bertemu pada Abdul Muthalib, sebagaimana berikut ini :

Silsilah Ali bin Abi Thalib :
Ali => Abu Thalib => Abdul Muthalib = > Hasyim

Silsilah Rosulullah SAW :
Nabi Muhammad SAW => Abdullah => Abdul Muthalib => Hasyim

Selain sebagai sahabat sekaligus sepupu Rosulullah SAW, Ali bin Abi Thalib juga adalah menantu Rosulullah SAW. Beliau menikah dengan Fatimah binti Muhammad, putri Rosulullah SAW, dan dikaruniai dua putra yaitu Hasan bin Ali dan Husain bin Ali. Dan dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad, Allah SWT memberikan keturunan Rosulullah SAW sampai saat ini.

Baca juga :
Kisah Abu Bakar As-Shiddiq Memeluk Agama Islam
Kisah Umar bin Khattab Masuk Agama Islam
Kisah Usman bin Affan Masuk Agama Islam.

Kisah Ali bin Abi Thalib Masuk Agama Islam
Menurut pendapat beberapa ulama’ ahli sejarah, memang sudah dari kecil bahwa Rosulullah SAW tidak memiliki ketertarikan untuk menyembah berhala seperti yang dilakukan kaum Quraisy. Prilaku dan tindakan Rosulullah SAW sebelum menjadi nabi dan Rosul pun selalu diiringi dengan berbagai macam kebaikan.

Allah SWT sudah menjaga hati Rosulullah SAW sejak sebelum menjadi nabi dan rosul, sedangkan semenjak kecil Ali bin Abi Thalib sudah dibesarkan di rumah Rosulullah SAW. Dan dalam suasana seperti itulah Ali bin Abi Thalib hidup bersama Rosulullah SAW sejak kecil.

Ali bin Abi Thalib sudah mendapatkan didikan yang mencerminkan akhlaq islami dari Rosulullah SAW meskipun Rosulullah SAW sendiri masih belum menjadi nabi dan rosul, misalnya pendidikan tentang kejujuran, perkataan benar, silaturrahim, saling mengasihi dan menyayangi, memuliakan tamu, suka menolong dan membantu, dermawan, dan lain-lain.

Beberapa waktu setelah Rosulullah SAW diangkat menjadi nabi dan rosul, Ali bin Abi Thalib menyaksikan bagaimana Rosulullah SAW dan Siti Khadijah melaksanakan sholat. Pemandangan aneh itulah yang membuat Beliau merasa terheran-heran. Rasa penasaran Beliau tentang peribadatan Rosulullah SAW membuat ingin bertanya setelah Rosulullah SAW melaksanakan sholat bersama Siti Khadijah.

Dan pada waktu itulah Rosulullah SAW menjelaskan dan mengajak Ali bin Abi Thalib untuk memeluk agama islam “Ini adalah agama Allah yang diridloi-Nya, dan telah diutus rosul-rosul sebelum aku untuk menyampaikannya. Aku mengaakmu untuk beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan meninggalkan menyembah lata dan uzza (berhala)”.

Ali bin Abi Thalib yang saat itu masih kecil pun menjawab “Apa yang engkau katakan adalah sesuatu yang benar, maka sebelum aku mengambil keputusan, aku akan merundingkannya terlebih dahulu dengan ayahku”. Mendengar jawaban yang begitu polos, Rosulullah SAW pun berkata “Wahai Ali, jika kamu belum masuk islam, sebaiknya dirahasiakan saja berita ini”.

Pada malam hari setelah kejadian tersebut, Allah SWT membuka hati dan memberikan Ali bin Abi Thalib sebuah petunjuk dari-Nya. Dan pada pagi harinya, Beliau menemui Rosulullah SAW dan berkata “Wahai Rosulullah, bagaimana caraku memeluk islam ?”.

Rosulullah SAW pun menjawab “Bersaksilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah, tiada ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah utusan-Nya. Dan lepaskan segala keyakinanmu terhadap semua berhala”. Dengan berikrar sesuai perintah Rosulullah SAW, Ali bin Abi Thalib sudah memeluk agama islam.