Doa Khatam Al-Qur'an dari Nabi SAW dan Terjemahnya

Doa Khatam Al-Qur'an dari Nabi SAW dan Terjemahnya

Doa Khatam Al-Qur'an dari Nabi SAW dan Terjemahnya - Membaca Al-Qur'an merupakan sebuah perbuatan yang mulia karena Al-Qur'an adalah Kalam Allah Yang Maha Suci, sudah tentu setiap huruf, lafadz, kalimat, ayat, dan surat, akan bernilai pahala bagi muslim yang mau membacanya, apalagi sembari meresapi makna.

Terkait pada tema ini, maka pada kesempatan yang semoga dirohmati Allah SWT ini, saya ingin menuliskan doa khatmit Qur'an atau doa yang dibaca setelah khatam Al-Qur'an yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun, sebelum hal itu, maka mungkin ada sedikit penjelasan yang kiranya dirasa cukup penting mengenai sikap yang dilakukan oleh ulama' salaf setelah mengkhatamkan Al-Qur'an.


Sikap Ulama' Salaf Setelah Khatam Al-Qur'an

Ulama' salaf adalah ulama' yang masanya lebih dekat pada masa Nabi Muhammad SAW dibandingkan dengan ulama' akhir. Tentu saja banyak prilaku ulama' salaf yang ditiru oleh ulama' akhir hingga saat ini, salah satunya adalah beberapa sikap yang dilakukan setelah mereka mengkhatamkan Al-Qur'an, sebagai mana berikut ini:

1. Mengakui Kesalahan Sebelum Berdoa

Dari beberapa golongan ulama' salaf, ada sebagian yang tidak langsung membaca doa setelah mengkhatamkan Al-Qur'an. Mereka justru memperbanyak membaca istighfar dan mengakui banyaknya kesalahan, baik berupa kesalahan perbuatan sehari-hari maupun kesalahan dalam membaca Al-Qur'an seperti kesengajaan salah bacaan dan ketidaksengajaan bacaan Al-Qur'an. Hal itu dilakukan karena dalam lubuk hati mereka membisikkan rasa malu dan takut kepada Allah SWT.

Nah, seperti apa yang telah dicontohkan oleh sikap ulama' salaf tersebut, maka dalam doa panjang yang tertulis di bagian akhir mushaf Al-Qur'an, tidak jarang tertuliskan doa memohon ampun atas kesalahan bacaan, baik disengaja, tidak disengaja, memanjangkan huruf pendek, memendekkan mad, tidak adanya idgham, idhar, ikhfa', gunnah, dan lain sebagainya.

2. Langsung Berdoa Setelah Khatam Al-Qur'an

Sebagian ulama' salaf lainnya, ternyata langsung menutup dengan doa setelah mengkhatamkan Al-Qur'an

3. Mengulangi Surat Fatihah Setelah Khatam

Ada pula ulama' salaf yang menjadikan Surat Al-Fatihah sebagai pembuka dan penutup sebelum doa. Setelah mengkhatamkan Al-Qur'an, mereka langsung menyambungnya dengan membaca Surat Al-Fatihah, kemudian berdoa.

Sikap ketiga ini menjadi teladan yang sudah membudaya di sebagian masyarakat Indonesia, bahkan ditambahi dengan beberapa penambahan lain. Jadi, setelah mengkhatamkan Al-Qur'an kemudian dilanjut membaca Surat Al-Fatihah, Awal Surat Al-Baqarah ayat 1 - 5, ayat kursi, dan 3 ayat terakhir Surat Al-Baqarah, kemudian dilanjut membaca tahlilan, dan ditutup doa.


Doa Setelah Khatam Al-Qur'an dari Nabi SAW

Pada beberapa posting sebelumnya sudah disinggung mengenai doa setelah membaca Al-Qur'an yang sudah biasa didengarkan, sebagai mana berikut : Doa Seusai Membaca Al-Qur'an dan Terjemahnya.

Adapun doa khatmit qur'an atau doa yang dipanjatkan setelah khatam Al-Qur'an, maka berikut ini doa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW :

اَللّٰهُمَّ اِنَّا عَبِيْدُكَ، وَابْنَاءُ عَبِيْدِكَ، وَابْنَاءُ اِمَائِكَ، نَاصِيَتُنَا بِيَدِكَ مَاضٍ، فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ، فِيْنَا قَضَائُكَ، نَسْأَلُكَ بِكُلِّ اِسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، اَوْ اَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، اَوْ عَلَّمْتَهُ اَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، اَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، اَنْ تَجْعَلَ الْقُرْأٰنَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا، وَنُوْرَ اَبْصَارِنَا، وَشِفَاءَ صُدُوْرِنَا، وَجِلَاءَ اَحْزَانِنَا، وَذَهَابَ هُمُوْمِنَا وَغُمُوْمِنَا، وَسَائِقَنَا وَقَائِدَنَا اِلَيْكَ، وَاِلٰى جَنَّاتِكَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَدَارِكَ دَارِ السَّلَامِ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ، مِنَ النَّبِيِّيْنَ، وَالصِّدِّيْقِيْنَ، وَالشُّهَدَاءِ، وَالصَّالِحِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا شِفَاءً، وَهُدًى، وَاِمَامًا، وَرَحْمَةً، وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِيْ يُرْضِيْكَ عَنَّا، وَلَا تَجْعَلْ لَنَا ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا اِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا دَيْنًا اِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا مَرِيْضًا اِلَّا شَفَيْتَهُ، وَلَا عَدُوًّا اِلَّا كَفَيْتَهُ، وَلَا غَائِبًا اِلَّا رَدَدْتَهُ، وَلَا عَاصِيًا اِلَّا عَصَمْتَهُ، وَلَا فَاسِدًا اِلَّا اَصْلَحْتَهُ، وَلَا مَيِّتًا اِلَّا رَحِمْتَهُ، وَلَا عَيْبًا اِلَّا سَتَرْتَهُ، وَلَا عَسِيْرًا اِلَّا يَسَّرْتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ لَكَ فِيْهَا رِضًا وَلَنَا فِيْهَا صَلَاحٌ اِلَّا اَعَنْتَنَا عَلَى قَضَائِهَا فِيْ يُسْرٍ مِنْكَ وَعَافِيَةٍ، يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

"Ya Allah, sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu, dan anak-anak budak-budak-Mu, jambul kepala kami (diri kami) di dalam kekuasaamu telah berlalu, di dalam urusan kami hukum-Mu adalah keadilan, di dalam urusan kami ada qadla-Mu (keputusan-Mu). Kami memohon dengan lantaran setiap nama (mulia) yang Engkau miliki, yang mana Engkau memberi nama Dzat-Mu dengan tiap nama itu, Engkau menurunkannya di dalam kitab-Mu, Engkau mengajarkannya kepada hamba-Mu, atau Engkau memilihnya di dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, (kami memohon) agar Engkau menjadikan Al-Qur'an bersemi di hati kami, cahaya mata hati kami, obat dada (hati) kami, penghilang kesedihan kami, penghilang kegelisahan dan kesusahan kami, pembimbing dan penuntun kami kepada-Mu, (pembimbing dan penuntun) ke surga-surga-Mu yaitu surga-surga kenikmatan, dan (pembimbing dan penuntun) ke rumah-Mu yaitu rumah kesejahteraan, bersama orang-orang yang Engkau beri kenikmatan kepada mereka, dari golongan para nabi, orang-orang yang membenarkan, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang sholeh, dengan rahmat-Mu Wahai Dzat yang Maha Pengasih dari semua yang pengasih.

Ya Allah, jadikan Al-Qur'an bagi kami sebagai obat, petunjuk, pemimpin, dan rahmah. Berilah kami atas bacaan Al-Qur'an, sesuatu yang bisa membuat-Mu ridlo kepada kami. Jangan jadikan bagi kami dosa kecuali Engkau mengampuninya, tidak pula kegelisahan kecuali Engkau menghilangkannya, tidak pula hutang kecuali Engkau melunasinya, tidak pula sakit kecuali Engkau menyembuhkannya, tidak pula musuh kecuali Engkau mencukupinya, tidak pula hilang kecuali Engkau mengembalikannya, tidak pula maksiat kecuali Engkau menjaganya, tidak pula kerusakan kecuali Engkau memperbaikinya, tidak pula mayit kecuali Engkau mengasihinya, tidak pula cela (aib) kecuali Engkau menutupinya, tidak pula kesukaran kecuali Engkau memudahkannya, tidak pula kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat yang mana Engkau ridloi di dalamnya dan bagi kami di dalamnya ada kebaikan, kecuali Engkau menolong kami untuk mendatangkannya dalam keadaan mudah dan sehat. Wahai Dzat yang Maha Pengasih dari semua yang pengasih.

Dan semoga Allah memberikan rahmat ta'dhim dan kesejahteraan kepada Baginda kami, Nabi Muhammad, juga kepada keluarga dan sahabat Beliau".

_______________

Sumber : Kitab Hidayatul Mustafid, Bab Penutup.
Penulis : Syekh Muhammad Al-Mahmud An-Najar.