Dasar dan Dalil Ziarah Kubur Hukumnya Sunnah

Dasar dan Dalil Ziarah Kubur Hukumnya Sunnah

Ziarah kubur merupakan salah satu cabang dari masalah-masalah khilafiyyah di dalam syariat Islam, yang banyak diperbincangkan, dari beberapa ulama' sendiri ada yang menganjurkan dan ada pula yang memakruhkan bahkan sampai mengharamkan.

Kendatipun demikian, namun ziarah kubur sudah menjadi adat dan tradisi yang sudah melekat dalam masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Untuk itulah, di sini akan dibahas sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan ziarah kubur :


Pengertian Ziarah Kubur

Ziarah berasal dari bahasa arab zaara "زَارَ" yang artinya mengunjungi. Sedangkan ziarah kubur bisa diartikan sebagai mengunjungi kubur saudara sesama muslim dengan melakukan amalan dan ibadah tertentu seperti membaca Al-Qur'an, membaca dzikir, dan berdoa, baik untuk dengan tujuan mengirimkan doa, taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT), tabarruk (mengambil berkah atas izin Allah SWT), dan lainnya.


Dasar Hadits Ziarah Kubur Hukumnya Sunnah

Nah, adapun dasar dan dalil yang menunjukkan bahwa hukum berziarah kubur adalah sunnah, maka di sini ada beberapa dasar dan dalil berdasarkan hadits.

Rasulullah SAW Awalnya Melarang Ziarah Kubur

Pada awal-awal dan pertengahan keislaman, memang Rasulullah SAW sendiri sempat melarang para sahabat melakukan ziarah kubur, karena pada masa itu umat islam masih dekat dengan zaman jahiliyyah. Sedangkan kebiasaan umum masyarakat jahiliyyah ketika salah seorang keluarga meninggal dunia adalah dengan melakukan niyahah, merobek pakaian, menghitamkan wajah, mencabuti rambut, mencakar wajah, dan hal-hal di luar kebiasaan lainnya.

Untuk itulah, adanya larangan tersebut dilatarbelakangi karena iman para sahabat yang dinilai masih lemah, sehingga dikhawatirkan akan menjadikan fitnah bagi pelaku dan mayit, juga menghindari berbagai macam bentuk kemusyrikan lainnya.

Namun, akhirnya Rasulullah SAW merombak atau menghapus larangan berziarah kubur sebelumnya dengan hadits Beliau sendiri :

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا - فَقَدْ اُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِيْ زِيَارَةِ قَبْرِ اُمِّهِ فَزُوْرُوْهَا فَاِنَّهَا تُذَكِّرُ الْاٰخِرَةَ - اخرجه مسلم وابو داود والترمذي وابن حبان والحاكم

"Aku telah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka berziarah kuburlah - Maka telah benar-benar diizinkan kepada Nabi Muhammad di dalam menziarahi kubur ibunya, maka berziarah kuburlah karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akhirat". - Hadits dikeluarkan (diriwayatkan) oleh Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Hakim)".

Dalam hadits lai yang diriwayatkan oleh Imam Hakim, dengan kalimat sebagai berikut :

فَزُوْرُوْ الْقُبُوْرَ فَاِنَّهَا تُذَكِّرُ الْاٰخِرَةَ

"Maka berziarah kuburlah kalian karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akhirat".

Perintah Untuk Berziarah Kubur

Tak hanya sebatas itu, adapun dasar dan dalil hadits yang menunjukkan Rasulullah SAW juga berziarah kubur adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan Sahabat Malik dari Siti Aisyah ra :

أَنَّهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَخْبَرَهَا اَنَّ جِبْرِيْلَ جَاءَهُ، فَقَالَ لَهُ : إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ اَنْ تَأْتِيَ اَهْلَ الْبَقِيْعِ فَتَسْتَغْفِرَ لَهُمْ، وَاَنَّهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ الْبَقِيْعِ فَقَامَ وَأَطَالَ الْقِيَامَ، ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَاَنَّهَا رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا قَالَتْ لَهُ : كَـيْفَ اَقُوْلُ لَهُمْ ؟ فَقَالَ : قُوْلِيْ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَيَرْحَمُ اللّٰهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنْكُمْ وَالْمُسْتَأْخِريْنَ، وَاِنَّا إِنْ شَاءَ اللّٰهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ

Sesungguhnya Rasulullah SAW memberikan kabar kepadanya (Siti Aisyah ra) bahwa Malaikat Jibril mendatangi Beliau, kemudian Malaikat Jibril berkata kepada Beliau, “Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkanmu untuk mendatangi penduduk (kuburan) Baqi’, kemudian kamu memohonkan ampun kepada mereka”. Sesungguhnya Rasululah SAW mendatangi kuburan Baqi’, Beliau berdoa dan berdiri lama kemudian mengangkat kedua tangan Beliau tiga kali. Dan sesungguhnya Siti Aisyah ra bertanya kepada Beliau, “Bagaimana aku berkata (berdoa) kepada mereka ?”. Beliau menjawab, “Katakan, semoga kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada penghuni kubur, dari golongan mukmin dan golongan muslim. Semoga Allah memberikan rohmat kepada orang-orang yang mendahului (orang yang sudah meninggal) dari kalian semua dan orang-orang yang akhir (masih hidup). Sesungguhnya kami jika Allah menghendaki akan menyusul kalian”.

Rasulullah SAW Berziarah ke Kuburan Baqi' Al-Gharqad

Dalam hadits yang lain, Siti Aisyah ra meriwayatkan bahwa salah satu kebiasaan Rasulullah SAW adalah berziarah kubur di Makam Baqi’ Al-Gharqad, yaitu makam para sahabat yang gugur di medan perang fi sabilillah :

كَانَ رَسُوْلُ اللِّٰه صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا كَانَتْ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ اٰخِرَ اللَّيْلِ اَلَى الْبَقِيْعِ، فَيَقُوْلُ : السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمِ مُؤْمِنِيْنَ، وَاٰتَاكُمْ مَا تُوْعَدُوْنَ غَدًا مُؤَجَّلُوْنَ،وَاِنَّا إِنْ شَاءَ اللّٰهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأَهْلِ بَقِيْعِ الْغَرْقَدْ - رواه مسلم

Ketika Siti Aisyah mendapati malam gilirannya dari Rasulullah SAW, Beliau keluar di akhir malam menuju kuburan Baqi’. Kemudian Beliau berdoa, “Semoga kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada kalian wahai rumah kaum mukminin. Telah datang apa yang dijanjikan kepada kalian, besok saat tiba masanya. Sesungguhnya kami jika Allah menghendaki akan menyusul kalian. Ya Allah, ampunilah para penduduk (kuburan) Baqi’ Al-Gharqad” [HR. Muslim].

Sayyidah Aisyah ra Berziarah Kubur di Makam Saudaranya, Abdur Rahman

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abi Mulaikah :

اَنَّ عَائِشَةَ اَقْبَلَتْ ذَاتَ يَوْمٍ اِلَى الْمَقَابِرِ فَقُلْتُ لَهَا : يَا اُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَيْنَ اَقْبَلْتِ ؟ فَقَالَتْ مِنْ قَبْرِ اَخِيْ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ، فَقُلْتُ لَهَا : اَلَيْسَ كَانَ نَهٰى رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ، كَانَ نَهٰى عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ثُمَّ اَمَرَ بِزِيَارَتِهَا

"Sesungguhnya Siti Aisyah suatu hari mendatangi pemakaman, kemudian aku berkata kepadanya, "Wahai Ibu kaum mukminin, dari mana kamu datang ?". Dia menjawab, "Dari kubur saudaraku, Abdur Rahman". Kemudian aku berkata, "Bukankah Rasulullah SAW telah melarang berziarah kubur ?". Dia menjawab, "Iya, Beliau telah melarang ziarah kubur kemudian Beliau memerintahkan untuk berziarah kubur".

Rasulullah SAW Mengajarkan Doa Salam Untuk Para Ahli Kubur

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada para sahabat ketika berziarah kuburan untuk mengucapkan doa sebagaimana berikut :

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَاِنَّا إِنْ شَاءَ اللّٰهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ

"Semoga kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari golongan kaum mukmin, kaum muslim laki-laki, dan kaum muslim perempuan. Sesungguhnya kami jika Allah menghendaki akan menyusul kalian".

Rasulullah SAW Pernah Menghibur Wanita Yang Menangis Saat Ziarah Kubur

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa ada seorang wanita menziarahi kubur anaknya sambil menangis. Melihat hal yang demikian rupa itu, Rasulullah SAW tidak melarang wanita itu, justru Beliau memberi nasehat :

اِتَّقِيْ وَاصْبِرِيْ

Bertaqwalah dan bersabarlah

Beliau juga menghibur wanita itu :

الصَّبْرُ عِنْدَ صَدْمَةِ الْاُوْلٰى

Sabar adalah ketika dalam musibah pertama

Sayyidah Fatimah ra Menziarahi Kubur

Dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim :

اَنَّ فَاطِمَةَ كَانَتْ تَزُوْرُ قَبْرَ عَمِّهَا حَمْزَةَ كُلَّ جُمْعَةٍ

"Sesungguhnya Siti Fatimah menziarahi kubur pamannya, Hamzah, setiap hari Jum'at".


Hukum Ziarah Kubur Menurut Pendapat Para Ulama'

Kebolehan dan kesunnahan melakukan ziarah kubur telah disepakati oleh para madzhab empat, yaitu Madzhab Maliki, Madzhab Hanafi, Madzhab Syafi'i, dan Madzhab Hambali.

Syekh Hasanain Muhammad Makhluf, seorang mufti di Kota Mesir pada masanya pernah menjelaskan tentang ziarah kubur, "Ziarah kubur adalah sunnah Rasulullah SAW, maka Beliau sendiri telah berziarah kubur dan mengajarkan kepada para sahabat Beliau bagaimana berziarah kubur dalam pelaksanaannya semasa Beliau SAW masih hidup di dunia".

Sebenarnya, dari beberapa dasar hadits mengenai sunnahnya ziarah kubur di atas sekiranya sudah cukup. Namun, kita bisa merumuskan logika sederhana tentang adat dan budaya ziarah kubur di Indonesia dengan menjawab pertanyaan "mengapa ziarah kubur di Indonesia sudah menjadi budaya dan tradisi di berbagai daerah hingga saat ini ?".

Jawabannya mudah, karena tradisi dan budaya ziarah kubur diajarkan oleh orang-orang tua dari para kyai, wali songo, dan para penyebar agama Islam di Indonesia terdahulu. Ini menunjukkan bahwa ziarah kubur merupakan amalan besar yang sangat bermanfaat bagi si penziarah dan juga orang yang diziarahi. Tentu saja apa yang telah diajarkan oleh para kyai, wali songo, dan para penyebar agama Islam di Indonesia terdahulu berdasarkan atas amaliyah Rasulullah SAW, para sahabat, para tabi'in, para tabi'it tabi'in, para madzhab, para ulama' salaf, dan para ulama' khalaf.

Sumber : Kitab Hujjah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Persoalan ke-6
Karya : Al-Maghfurlah KH. Ali Maksum.


Sanggahan Untuk Orang Yang Melarang Ziarah Kubur

Berdasarkan dasar dan dalil mengenai sunnahnya berziarah kubur sebagaimana penjelasan di atas, maka selayaknya hal itu menjadi faham keyakinan yang didasarkan pada sumber dan riwayat yang shohih.

Anda boleh saja tidak mengituki faham mengenai kesunnahan ziarah kubur. Namun, jika mengharamkan dan menyalahkan ziarah kubur menunjukkan betapa sempit pandangan dan faham Anda. Padahal dasar dan dalil mengenai ziarah kubur amaliyah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, para sahabat, para tabi'in, para tabi'it tabi'in, para madzhab, para ulama' salaf, dan para ulama' khalaf.

Begitu pula halnya, orang yang menghukumi haram dan melarang ziarah kubur menunjukkan dia tidak memahami betapa banyak hikmah dan faidah ziarah kubur, baik bagi si peziarah maupun orang yang diziarahi.

Mereka, orang-orang melarang ziarah kubur mengatakan kepada orang-orang yang berziarah kubur sebagai "quburiyyun" atau tukang kuburan, mereka menganggap wali songo adalah fiktif, mereka bahkan berani menyalahkan dan menyesatkan amaliyah ziarah kubur.

Maka pertanyaan bagi mereka yang mau merenung adalah :

  1. Betapa bahagianya para penghuni kubur mendapatkan kiriman bacaan Al-Qur'an, dzikir dan doa ? 
  2. Berapa banyak orang yang mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui perantara ziarah kubur ?
  3. Berapa ribu orang yang mampu mengingat Allah SWT setiap harinya lantaran mereka ziarah kubur dengan perantara membaca AL-Qur'an, dzikir, dan doa ? 
  4. Dan berapa banyak orang yang mana Allah SWT telah menetapkan rizki halal mereka di area pemakaman dengan berdagang makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya ?.

Itu semua merupakan berkah dari ziarah kubur dan berkah orang-orang mulia di kubur tersebut, termasuk para wali songo. Lalu hal besar apa yang telah mereka lakukan untuk umat sehingga berani melarang ziarah kubur, bahkan menyesatkan para wali songo ?.

Wallahu a'lam bis showab.

Baca juga :
Hukum Wanita Berziarah Kubur
Manfaat dan Faidah Ziarah Kubur.