Inilah Bentuk Shirath, Titian di Atas Neraka

Shirath merupakan titian atau jembatan yang telah diciptakan Allah SWT yang berada tepat di atas neraka. Titian atau jembatan di hari kiamat ini akan menghubungkan jalan menuju surga, di mana setiap hamba yang akan memasuki surga pasti akan melewatinya. Dan adapun bentuk dan gambaran terkait shirath di hari kiamat nanti, maka di sini ada beberapa riwayat yang menjelaskannya :


Riwayat 1 :

  1. Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah menciptakan jembatan di atas neraka, yang sangat licin dan memelesetkan. 
  2. Shirath atau titian di hari kiamat terdiri dari 7 pos. Panjang setiap pos seperti 3.000 tahun berjalan kaki, di mana 1.000 tahun di antaranya adalah jalan mendaki (naik), 1.000 tahun di antaranya adalah jalan datar, dan 1.000 tahun di antaranya adalah jalan menurun. 
  3. Bentuk shirath itu lebih tipis daripada sehelai rambut, lebih tajam daripada pedang, dan lebih gelap daripada malam yang pekat. 
  4. Setiap pos memiliki 7 cabang, di mana setiap cabang seperti tombak panjang yang tajam gigi-giginya (ujung-ujungnya). 
  5. Setiap hamba pasti akan melewati shirath, di mana mereka akan diberhentikan di setiap pos dan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah Allah SWT perintahkan kepadanya. Apabila lolos di satu pos, maka akan melewati pos selanjutnya. Dan apabila tidak lolos, maka akan dilemparkan ke nereka : 
    • Di pos pertama, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas imannya, apakah mereka bisa selamat dari kekufuran dan riya atau tidak ?. 
    • Di pos kedua, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas sholatnya. 
    • Di pos ketiga, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas zakat. 
    • Di pos keempat, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas puasa. 
    • Di pos kelima, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas ibadah haji dan umrah. 
    • Di pos keenam, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas wudlu dan mandi janabah. 
    • Di pos ketujuh, setiap hamba akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua), silaturahim (menyambung sanak), dan madholim (beberapa hal terkait penaniayaan). 
  6. Keadaan pada saat melewati shirath seperti tumpang tindih, sedangkan shirath diguncang-gancingkan seperti kapal yang tertiup badai di lautan. 
    • Golongan pertama bisa melewati seperti kilat yang menyambar 
    • Golongan kedua seperti angin yang berhembus dengan sangat cepat
    • Golongan ketiga seperti burung yang terbang begitu cepat
    • Golongan keempat seperti kuda yang mampu berlari kencang 
    • Golongan kelima seperti orang yang berlari cepat 
    • Golongan keenam seperti orang yang berjalan
    • Golongan ketujuh kira-kira sehari semalam. Namun, sebagian ulama' berpendapat, kira-kira selama 2 bulan. Sebagian ulama' lainnya berpendapat kira-kira 1 tahun, 2 tahun, hingga 3 tahun, bahkan sampai pada masa orang yang paling akhir melewati shirath kira-kira selama 25.0000 tahun menurut tahun di dunia.


Riwayat 2 :

Dalam riwayat lainnya, ketika manusia melewati shirath, maka api yang sangat panas berada di bawah telapak kaki, di sisi-sisi kanan, di sisi-sisi kiri, di belakang, dan di hadapan mereka. Demikian itu sesuai dengan Firman Allah SWT :

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا، ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِيْنَ فِيْهَا جِثِيًّا

"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut" (Maryam : 71-72).

Ya, api neraka membakar jasad-jasad, kulit-kulit, dan daging-daging mereka, sehingga ketika mereka melewati shirath maka mereka seperti arang yang hitam, tentu saja hal ini dikecualikan bagi orang yang selamat dari api itu.

Di antara mereka, ada juga orang yang mampu melewati shirath tanpa rasa takut pada rintangan-rintangan dan kesulitan-kesulitannya, bahkan api neraka pun sama sekali tak mengenainya. Dan ketika dia telah melewati shirath dia pun bertanya karena tidak sadar sudah melewatinya, "Di mana shirath ?". Lalu dikatakan kepadanya, "Kamu telah melewatinya tanpa payah (kesulitan) berkat rahmat Allah SWT".


Riwayat 3 :

Di hari kiamat kelak, datanglah golongan dari umat. Lalu ketika umat itu hendak naik melewati shirath, Nabi SAW pun menghampiri mereka sembari bertanya, "Siapakah kalian ?". Mereka pun menjawab, "Kami adalah umatmu". Lalu Nabi SAW bertanya lagi, "Apakah kalian berada di atas syariatku ?". Mereka pun menjawab "Tidak". Mendengar jawaban itu, Nabi SAW pun membebaskan diri, tidak mau bertanggungjawab, dan meninggalkan mereka. Lalu mereka pun dilemparkan ke dalam Neraka Jahannam. Lalu datanglah golongan lain, lalu Nabi SAW bertanya, "Apakah kalian ada di atas syariat nabi kalian dan menapaki jalannya ?". Jika mereka menjawab dengan kata "Iya", maka mereka akan melanjutkan untuk melewati shirath. Dan jika menjawab "Tidak", maka mereka pun terjatuh ke dalam neraka dan setelah memasuki nereka maka mereka membutuhkan syafaat Nabi SAW.


Riwayat 4 :

Dalam sebuah riwayat khobar dikisahkan, bahwa kelak di hari kiamat akan ada sebuah kaum yang berhenti di atas shirath, mereka tidak mau melewati shirath karena takut terjatuh ke dalam neraka sembari terus menangis, "Siapa yang akan menyelamatkan kami dari nereka ?". 

Pada saat itu, datanglah Malaikat Jibril as untuk bertanya kepada mereka, "Apa yang mencegah kalian sehingga kalian tidak menyeberangi shirath ?". Mereka pun menjawab, "Kami takut terjatuh ke dalam nereka". Lalu Malaikat Jibril pun bertanya lagi, "Ketika kalian berada di dunia, saat menghadapi lautan yang sangat dalam, bagaimana kalian akan menyeberang ?". Mereka pun menjawab, "Dengan kapal". 

Nah, sesegera Malaikat Jibril pun mendatangkan masjid-masjid yang mana mereka melakukan sholat berjamaah di dalamnya seperti bentuk kapal. Lalu mereka pun segera naik dan duduk di atasnya dan menyeberangi shirath. Tak lama kemudian, terdengarlah suara menyeru, "Kapal ini adalah masjid-masjid kalian di dunia yang mana kalian melakukan sholat berjamaah di dalamnya".


Riwayat 5 :

Dan di dalam khobar lainnya dijelaskan bahwa Allah SWT akan mengumpulkan masjid-masjid dunia kelak di hari kiamat seperti bentuk unta. Kaki-kaki unta itu terbuat dari mutiara, leher-lehernya dari minyak za'faran, kepalanya dari minyak misik yang sangat wangi, dan punggungnya dari batu zamrud hijau. 

Lalu, unta itu diperuntukkan untuk orang-orang yang ahli melaksanakan sholat berjamaah di dunia. Mereka semua akan menaikinya, para muadzin sebagai penuntun para jamaah untuk menaikinya, sedangkan para imam sebagai penggiring dan pemegang kendali unta itu. 

Di saat mereka menaiki unta itu dan mulai menyeberang di pelataran di hari kiamat, berserulah suara yang berseru "Wahai para penghuni pelataran hari kiamat, mereka bukanlah golongan dari Malaikat Muqarrabin dan bukan golongan dari para nabi yang diutus, tetapi mereka dari golongan umat Nabi Muhammad yang mana menjaga sholat-sholat mereka secara berjamaah".

Sumber : Kitab Daqoiqul Akhbar, Bab 33, Penjelasan Tentang Shirath
Penulis : Imam Abdur Rochim bin Ahmad Al-Qadli

Baca juga artikel terkait :