Kisah Umat Nabi SAW Wiridan di Dalam Neraka

Diriwayatkan dalam sebuah riwayat, bahwa kelak umat-umat Rasulullah SAW yang berbuat berdosa semasa di dunia akan disiksa dengan siksaan yang pedih di dalam Neraka Jahannam. Sebagian di antara mereka, ada golongan yang memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan menyeru kira-kira selama 1.000 tahun :

يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانُ

"Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Wahai Dzat Yang Maha Memberi"

Mereka juga menyeru memohon pertolongan Allah SWT kira-kira selama 1.000 tahun :

يَا قَيُّوْمُ

"Wahai Dzat Yang Maha Berdiri" - maksudnya adalah Tuhan yang mengurus semua kebutuhan dan urusan makhluk-Nya.

Mereka juga menyeru memohon pertolongan Allah SWT kira-kira selama 1.000 tahun :

يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

"Wahai Dzat Yang Paling Penyayang di antara para penyayang".

Ketika Allah SWT telah menetapkan hukum dan qadlo'-Nya, Dia pun memerintahkan Malaikat Jibril as "Wahai Jibril, apa yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad yang bermaksiat ?". 

Dengan penuh kerendahan, Malaikat Jibril hanya menjawab, "Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui keadaan mereka daripada aku". 

Lalu Allah SWT pun memerintahkannya, "Pergilah dan lihatlah bagaimana keadaan mereka !".

Segera, Malaikat Jibril as pun pergi menuju Neraka Jahannam untuk melihat keadaan umat Nabi Muhammad SAW yang menyeru selama ribuan tahun di atas. Dia pun menghampiri Malaikat Malik as yang saat itu berada di atas mimbar api di pertengahan Neraka Jahannam. 

Melihat kedatangan Malaikat Jibril as, Malaikat Malik as menyambut untuk menghormati datangnya Malaikat Jibril as sembari bertanya, "Wahai Malaikat Jibril, apa yang membuatmu memasuki tempat ini ?". 

Malaikat Jibril as pun bertanya balik, "Apa yang telah kamu perbuat pada umat Nabi Muhammad yang bermaksiat ?".

Malaikat Malik as pun menjawab, "Alangkah buruk keadaan dan sempitnya tempat mereka, api neraka telah membakar jasad-jasad mereka, api neraka telah memakan daging-daging mereka, dan tersisa wajah dan hati mereka yang memancarkan cahaya keimanan". 

Lalu Malaikat Jibril berkata, "Bukalah hijab itu (penghalang) sehingga aku bisa melihat mereka". 

Mendengar permintaan tersebut, Malaikat Malik pun segera memerintahkananak-anak buahnya, para malaikat penjaga neraka, untuk membuka penghalang sehingga Malaikat Jibril as dapat melihat keadaan umat Rasulullah SAW.

Sesaat setelah penghalang itu dibuka, umat Rasulullah SAW pun melihat sosok yang indah dan tampan yang sedang memperhatikan mereka. Ya, mereka tahu bahwa sosok tersebut bukanlah malaikat siksa yang tampak seram dan keras. Lalu mereka bertanya kepada Malaikat Malik as, "Siapakah hamba ini ?tidaklah datang seorang pun yang lebih baik baik daripadanya ?".

Malaikat Malik pun menjawab, "Dia ini adalah Malaikat Jibril yang telah mendatangi Nabi Muhammad dengan membawa wahyu dulu di dunia".

Tiba-tiba mereka semua menjerit dan menangis keras karena mendengar nama "Muhammad SAW", "Wahai Malaikat Jibril, sampaikanlah salam kami kepada Nabi Muhammad dan kabarkanlah kepada Beliau tentang buruknya keadaan kami. Kami telah dilupakan dan kami telah ditinggalkan di dalam neraka".

Sesaat setelah itu, Malaikat Jibril pun segera melaporkan apa yang ia lihat kepada Allah SWT. Namun, sebelum ia melaporkannya, ia terlebih dahulu ditanya, "Bagaimana kamu melihat umat Nabi Muhammad ?". 

Malaikat Jibril pun menjawab, "Alangkah buruk keadaan dan sempitnya tempat mereka".

Allah SWT bertanya kembali, "Apakah mereka meminta sesuatu ?". 

Malaikat Jibril pun menjawab, "Tentu, Wahai Tuhanku, mereka meminta agar aku menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan mengabarkan tentang buruknya keadaan mereka". 

Lalu Allah SWT pun memerintahkannya untuk menemui Rasulullah SAW, "Pergilah dan sampaikan salam itu".

Dengan segera Malaikat Jibril as pun pergi untuk menemui Rasulullah SAW dalam keadaan berlinang air mata. Pada saat itu, Rasulullah SAW sedang berada sebuah tenda yang yang dibuat dari mutiara berwarna putih, tepatnya di bawah pohon "Thuba". Tenda itu memiliki 4.000 pintu dengan 2 daun pintu, yang mana salah satunya terbuat dari emas, dan satu lainnya terbuat dari perak putih.

Sedangkan Rasulullah SAW yang melihat kedatangan Malaikat Jibril sambil menangis, Beliau pun bertanya, "Apa yang membuatmu menangis wahai saudaraku, wahai Malaikat Jibril ?". 

Malaikat Jibril menjawab, "Wahai Nabi Muhammad, jika kamu melihat apa yang aku lihat, maka pasti kamu akan menangis lebih keras daripada tangisanku. Aku telah mendatangi umatmu yang bermaksiat di dalam Neraka Jahannam, yaitu orang-orang yang disiksa, mereka menitipkan salam kepadamu. Mereka mengatakan "alangkah buruknya keadaan dan sempitnya tempat kami" dan mereka menjerit (meminta tolong), "Wahai Nabi Muhammadku"".

Kemudian Malaikat Jibril berkata, "Dengarlah jeritan mereka, mereka mengatakan "Wahai Nabi Muhammadku".

Rasulullah SAW pun mendengar mereka, lalu Beliau berkata, "Kusambut panggilan kalian, kusambut panggilan kalian, wahai umatku".

Rasulullah SW yang juga menangis keras pun segera menuju Arsy untuk menghadap kepada Allah SWT, sedangkan para nabi berada di belakang Beliau. Sesampai di Arsy, Beliau segera bersujud dan memuji-muji Allah SWT di mana tiada seorang pun sebelumnya yang memuji seperti Beliau.

Lalu Allah SWT berkata, "Wahai Nabi Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah apapun maka kamu akan diberi, mintalah syafa'at maka kamu akan diberi izin untuk memberi syafaat".

Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai Tuhanku, umatku yang celaka ... keputusan dan hukum amar-Mu telah berlaku di antara mereka dan aku berdiri untuk mereka, maka berilah aku syafaat di dalam perkara mereka". 

Allah SWT pun menjawab, "Aku telah memberikanmu hak syafaat di dalam perkara mereka".

Setelah itu, Rasulullah SAW pun datang ke Neraka Jahannam bersama para nabi untuk mengeluarkan orang-orang yang mengucapkan kalimat tauhid. Sesampainya di sana, Malaikat Malik as segera menyambut kedatangan Rasulullah SAW sebagai bentuk penghormatan.

Tanpa basa-basi, Rasulullah SAW segera bertanya, "Bagaimana keadaan umatku yang celaka ?".

Malaikat Malik as pun menjawab, "Alangkah buruk keadaan mereka dan sempitnya tempat mereka".

Rasulullah SAW pun berkata, "Bukalah pintu itu (Neraka Jahannam) dan angkatlah tangga itu".

Nah, ketika umat mengetahui kedatangan Rasulullah SAW, mereka semua menjerit meminta tolong, "Wahai Nabi Muhammadku, api neraka telah membakar kulit-kulit dan daging-daging kami. Kami telah ditinggalkan dan dilupakan di dalam neraka". 

Rasulullah SAW pun menyampaikan alasan, "Karena sesungguhnya aku tidak mengetahui keadan kalian". 

Setelah itu, Rasulullah SAW mengeluarkan mereka dari dalam Neraka Jahannam. Ya, lamanya waktu yang dihabiskan di dalam sana di mana setiap waktu tiada berlalu tanpa kobaran api, membuat mereka terlihat seperti arang hitam, api neraka telah benar-benar memakan mereka. 

Rasulullah SAW pun membawa mereka ke sebuah sungai yang bernama "Nahrul Hayat (Sungai Kehidupan)" yang berada di sekitar Arsy. Di sana, mereka dimandikan dan saat keluar mereka telah berubah dalam wujud yang indah seperti bulan. Mereka terlihat muda, tanpa bulu, tanpa jenggot, dan bercelak mata.

Namun, sebagai mantan narapidana yang telah lulus dari dalam neraka, kening mereka tertuliskan :

هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ الرَّحْمٰنِ مِنَ النَّارِ

"Mereka ini adalah orang-orang yang dibebaskan Allah Yang Maha Pengasih dari dalam neraka".

Sesaat setelah itu, mereka pun memasuki surga. Namun, karena tulisan di atas kening mereka, banyak penghuni surga yang membiacarakan mereka sehingga mereka merasa dikucilkan. Lalu mereka pun memohon kepada Allah SWT agar tulisan itu dihilangkan dan Allah SWT pun menghilangkan tulisan itu di atas kening mereka.

Nah, ketika orang-orang kafir di dalam nereka mengetahui bahwa umat Rasulullah SAW telah dikeluarkan dari dalam neraka, mereka semua menyesal seribu bahasa, "Andai kami adalah orang-orang islam dan kami dikeluarkan dari neraka". Demikian adalah firman Allah SWT :

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim" (Al-Hijr : 2).


Catatan Sumber :

Kisah ini diambil dari Kitab Daqoiqul Akhbar Bab 42 karya Imam Abdur Rachim bin Ahmad Al-Qadli

Adapun kisah hampir mirip dalam sumber kitab yang berbeda bisa dibaca : Kisah Malaikat Jibril Memberikan Syafaat Umat Rasulullah SAW.